[caption id="attachment_270924" align="alignnone" width="320" caption="-pinjem dari google-"][/caption]
Tak peduli seberapa dalamnya luka yang kau torehkan, aku tetap menunggumu.
Kata-katamu yang penuh emosi.
Tidak sadarkah bahwa itu menyakiti hati?.
Engkau membenci setiap kalimat yang ku ungkap, meski itu adalah kalimatmu sendiri.
Pun demikian, aku menerima perlakuanmu.
Ingin tahu betapa sulitnya ini kulakukan?
Cobalah ber-empati, berada di posisiku.
Ku tahan gelegak amarah, dengan diam.
Ku tahan remuknya kepingan hati, dengan diam.
Hanya satu yang tak bisa ku tahan dengan diam.
Lelehan airmata.
Terimakasih untuk luka yang kau beri...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H