Mohon tunggu...
Ryzoma L
Ryzoma L Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nursing Student at Airlangga University

Long life learner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Lain Pandemi COVID-19 Jika Dilihat Dari Kacamata Sosial Budaya

25 Juni 2022   15:29 Diperbarui: 25 Juni 2022   15:42 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Corona Virus Disease atau yang sering kita sebut dengan istilah covid-19 ini muncul pertama kali pada tahun 2019 lalu. World Health Organization (WHO) telah menetapkan covid-19 ini menjadi pandemic sejak tanggal 11 Maret 2020. Virus covid-19 ini pertama kali muncul di Wuhan Cina tepatnya pada akhir tahun 2019, kemudian mulai menyebar dan tidak terkontrol lalu menjalar ke berbagai belahan dunia, salah satu Negara yang terjangkit virus ini adalah Indonesia.
Adanya pandemic covid-19 ini membawa perubahan besar bagi seluruh lapisan masyarakat dalam segala bidang aspek, termasuk salah satunya dalam aspek sosial budaya. Adanya virus covid-19 ini memaksa seluruh lapisan masyarakat harus menjaga jarak dengan mengurangi aktivitas sosial antar individu satu dengan lainnya, guna untuk memutus rantai penyebaran virus yang semakin banyak. Dimana hal ini membuat kebiasaan baru yang sangat berbeda dari sebelumnya, dan pandemic memunculkan budaya masyarakat yang baru untuk merespon kebijakan aktivitas sosial yang ada.
Sejak adanya wabah virus covid-19 ini tentunya lambat laun mulai mengubah nilai-nilai sosial dan budaya dalam masyarakat yang dapat berdampak pada perubahan pola piker, perubahan pandangan, serta perubahan pada sikap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Wabah virus covid 19 ini membuat masyarakat harus selalu mencuci tangan dengan bersih, selalu siap handsanitaizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan massa, menghindari kontak mata dengan orang lain, dan mesti selalu menerapkan protokol kesehatan untuk menjadi kebiasaan baru bagi mereka demi memutus mata rantai penyebaran virus yang semakin merajalela.
Berbagai aktivitas sosial sekarang semenjak adanya pandemic covid-19 mesti didampingi dengan menerapkan protokol kesehatan, sangat berbeda dari aktivitas sosial sebelumnya yang dapat kita lakukan dengan leluasa. Bahkah kegiatan sosial seperti acara pernikahan, hajatan, syukuran, hiburan, dan lain sebagainya dengan terpaksa harus dihentikan sementara waktu. Karena adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memaksa masyarakat untuk mendekat diri didalam rumah, dan tentu saja ini berdampak pada kegiatan aktivitas sosial mereka.
Lebih jauh lagi jika dilihat dampak pandemic juga menyerang dalam berbagai sektor, baik itu dalam bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan budaya. Aktivitas belajar disekolah dan perguruan tinggi terpaksa harus dilakukan secara virtual atau daring dari rumah dengan memanfaatkan teknologi yang ada dalam media sosial. Aktivitas jual beli dipasar tradisional ataupun dalam Mall dan lain sebagainya juga harus diistirahatkan sementara waktu dan tidak dapat melakukan transaksi secara leluasa seperti sebelumnya, hal ini banyak membuat para penjual harus gulung tikar. Kondisi ini baru terjadi sejak adanya pandemic covid-19 secara global yang mana mau tidak mau memaksa semua pihak harus sama-sama mengerti, memahami, dan melaksanakan kebijakan yang sudah ada.
Kondisi yang sudah disebutkan diatas dapat menjadikan hubungan sosial manusia sebagai makhluk hidup menjadi 'cacar'. Karena bahwasannya manusia itu hidup saling berdampingan dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Sejak adanya pandemi ini memaksa mereka untuk tidak boleh menjadi manusia yang egois, dimana mereka bukan hanya memikirkan dirinya sendiri tetapi orang-orang terdekatnya juga untuk dapat terhindari dari virus covid-19 dan dapat bertahan hidup selama masa pandemic masih ada.
Tidak hanya menguncang dalam aspek sosial, pandemi covid-19 ini juga mengakibatkan banyak perubahan kebiasaan dalam masyarakat. Semenjak adanya pembatasan aktivitas diluar rumah mengakibatkan banyak orang menjadi gila akan media sosial. Hamper setiap saat mereka ingin selalu update mengenai informasi terkini wabah virus covid-19 yang sedang melanda di negeri ini.
Penggunaan internet atau media sosial tidak hanya mereka gunakan untuk mengupdate informasi, namun juga untuk kepentingan sekolah, kuliah, dan pekerjaan. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa telah terjadi perubahan budaya masyarakat, dari yang sebelumnya non virtual bergeser ke arah budaya masyarakat virtual, yakni masyarakat yang aktivitas sosialnya dilakukan secara virtual menggunakan media sosial.
Namun demikian, pandemi ini juga mengajarkan banyak hal. Terganggunya kehidupan dan aktivitas sosial masyarakat ini harus kita sikapi secara positif. Karena bagaimanapun, yang terpenting adalah kita mampu mensyukuri apa yang terjadi dengan selalu menjaga kesehatan agar terhindar dari virus corona yang kini melanda.
Karena sampai saat ini pandemi global dan virus corona belumlah hilang dari kehidupan kita, yang bisa dilakukan adalah sebisa mungkin hidup berdampingan dengan virus ini tanpa menyentuhnya dan mencoba menerima keadaan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dan berharap pandemi global segerai usai, sehingga kehidupan sosial budaya masyarakat dapat kembali ke tatanan sebelumnya bahkan bisa berubah menjadi tatanan masyarakat yang lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun