Mohon tunggu...
Ryva Nova
Ryva Nova Mohon Tunggu... ibu rumah tangga yang hobi menulis -

Seorang pecinta literasi. Yang ingin menintakan karyanya yang semoga memberikan manfaat meskipun sedikit.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gulita

11 September 2017   01:12 Diperbarui: 15 Oktober 2017   01:47 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



       Kau di atas awan saat terbahak-bahak dalam sukacita

Menari-nari di dalam gulungan-gulungan ombak kejam

Tersenyum simpul dan sumringah diterjang badai dahsyat

Bahkan kau melompat kegirangan dihempaskan tornado



Tapi kenapa larut dalam tangisan ketika hujan mengucur dari langit?

Meratapi mentari yang gagah menyilaukan pandangan mata

Tersedu sedan oleh kencangnya embusan angin sejuk

Merajut duka disentuh sungai meluap dan segala yang dibawanya



Dengarkanlah bisikan paling dalam kalbu nan bening

Ia tak pandai berdusta jika ia terpelihara dengan baik

Tentang hidup dan kehidupan nyata, bukan tentang fatamorgana sesat

Duhai...hilangkan kegelapan dan kebutaan, ingatlah waktu tak kan kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun