(22/01/24) Magelang - KKN Universitas Tidar bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang beri penguatan sosialisasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Aula Desa Girirejo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan program kerja pilihan yang mengacu pada salah satu permasalahan yang ada di Desa Girirejo. Melalui sosialisasi dan pelatihan, KKN UNTIDAR bekerja sama dengan DLH memberikan pemahaman kepada seluruh perangkat desa di Desa Girirejo dalam mengelola sampah organik menjadi kompos yang berguna.
Ibu Uswatun Wulandari, S.Psi., M.Pd. selaku Kepala Bidang Pengelolaan Sampah mengapresisasi program kerja yang dilaksanakan oleh Tim KKN Girirejo. Beliau berkata, “Program kerja yang dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN ini merupakan program kerja yang sangat bagus, yang dapat diikuti oleh Tim KKN Desa lain yang memiliki persoalan yang sama.”
Selain itu, fenomena bencana hidrometeorologi menjadi bentuk ancaman adanya penumpukan sampah, sehingga perlu dilakukan pemilahan sampah organik dan non-organik. “Pentingnya pengelolaan sampah dikarenakan adanya fenomena pembakaran sampah, asap kendaraan, dan penebangan pohon yang akan meningkatkan emisi gas rumah kaca yang akan berakibat pada pemanasan global. Hal ini menimbulkan perubahan iklim yang menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan,” imbuhnya.
Tidak hanya sekedar sosialisasi pengelolaan sampah, DLH juga memberikan pemahaman praktik mengenai tata cara pembuatan kompos yang disampaikan oleh Ibu Riyani Rahmwati, S.T. Masyarakat didorong secara aktif terlibat dalam proses ini, dengan harapan akan muncul perubahan positif dalam perilaku pengelolaan sampah sehari-hari.
DLH menyebutkan bahwa sebesar 455 ton dari 655 ton sampah di Kabupaten Magelang belum terkelola. Sehingga perlu ada beberapa alternatif dalam pengelolaan sampah diantaranya, yaitu bank sampah, TPS, 3R (Reduce, Reuse, Recycle), TPSS, pembuatan kompos, dan juga TPS Terpadu.
“Dalam paradigma lama, sampah akan dicampur dan langsung dibuang ke TPA, sedangkan pada paradigma lama sampah yang tidak dapat membusuk dapat didaur ulang atau dijual kepada pengepul. Selain itu, sampah yang dapat membusuk dipilah dan dimanfaatkan sebagai kompos, budidaya maggot, dan sebagai pakan untuk hewan ternak serta ikan,” imbuhnya.