Mohon tunggu...
Firman Fathur Rahman
Firman Fathur Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai tentang dunia jejepangan dan juga menyukai tentang geopolitik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkomunikasikan Retorika dengan Non-Verbal

7 Juni 2024   18:03 Diperbarui: 7 Juni 2024   18:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam retorika, komunikasi verbal dan nonverbal sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang berbeda. Yang pertama adalah siapa yang diajak bicara oleh komunikator (siapa yang berkomunikasi dengan siapa). Selanjutnya, apa tujuan  komunikator mengirimkan pesan tersebut (untuk tujuan apa)?


 Ketiga, dalam situasi  apa komunikator berbicara (dalam situasi apa). Keempat, dalam konteks apa (dalam konteks apa) dibicarakan?
 Kelima, komunikator bermaksud memberitahukan lokasinya kepada komunikator (dengan cara apa).


 Keenam: Media yang digunakan komunikator: media tradisional, media konvensional, atau media baru (media yang mana).
 Ketujuh: Pada peristiwa apa saja proses komunikasi itu berlangsung? Diukur dari media yang digunakan, komunikasi nonverbal dapat dibedakan menjadi dua bagian.


 Yang pertama adalah komunikasi pribadi.
 Komunikasi tatap muka dapat menggantikan komunikasi verbal karena berbagai pihak  dapat memahami ekspresi fisik satu sama lain. Demikian pula kontak mata, seperti menatap, menutup mata, menoleh ke kiri dan ke kanan, dan menyipitkan mata, mempunyai arti penting tersendiri sebagai alternatif komunikasi verbal.
 

Semua itu menunjukkan komunikasi kebahasaan yang dikemas tanpa kata-kata namun dapat dimengerti. Komunikasi nonverbal juga dapat menggunakan interaksi fisik baik melalui bahasa tubuh maupun gerak tubuh. Dalam konteks ini, bahasa tubuh adalah bahasa yang menggunakan gerakan  tubuh sebagai sarana mengungkapkan pikiran dan perasaan.


 Bahasa tubuh dapat menggunakan gerak tubuh dan gerakan tubuh. Dalam proses komunikasi, gerak tubuh berbeda dengan bahasa tubuh. Gerakan tubuh terjadi begitu saja tanpa Anda sadari, tanpa Anda inginkan, dan meski Anda tidak bisa mengendalikannya.


 Yang kedua adalah komunikasi pribadi virtual (online) atau komunikasi virtual  melalui Internet. Dengan berkembangnya platform media sosial, komunikasi virtual kini sama banyaknya dengan komunikasi tatap muka.
 Saat ini komunikasi tatap muka disebut juga  komunikasi online, bukan komunikasi offline (komunikasi tatap muka). Komunikasi tatap muka memungkinkan pesan dan balasan disampaikan melalui komentar di ruang obrolan.


 Untuk komunikasi scrolling online, misalnya, Anda dapat menelusuri lebih jauh pengirim pesan dan penerima pesan menggunakan emoji di keyboard seperti koma, tanda hubung, dan tanda kurung.


 Misalnya, manfaat komunikasi visual tatap muka  komunikasi tatap muka dapat dikaitkan dengan komunikasi tatap muka virtual.
 Misalnya saja memiliki  tingkat kesalahan yang rendah sehingga apabila terjadi kesalahan dapat diperbaiki. Komunikasi virtual tatap muka akan menjadi lebih jelas dan nyata.


 Dalam komunikasi virtual tatap muka, Anda dapat dengan mudah mengekspresikan emosi seperti marah, gembira, sedih, terkejut * ,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun