Mohon tunggu...
Ryu Kiseki
Ryu Kiseki Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Saya adalah seorang penulis yang senang menulis tentang gambaran kehidupan. Pemerhati politik dan menyukai hal-hal berbau psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kartu Kredit, Membantu atau Menyusahkan? Darimana Keuntungannya?

6 Agustus 2014   00:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:19 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14072353461553302964

[caption id="attachment_351206" align="aligncenter" width="350" caption="Sumber: http://goo.gl/pHsxji"][/caption]

Bagi banyak orang, kartu kredit adalah “kartu setan” yang diterbitkan oleh bank. Sebuah pengalaman menarik ketika saya menjadi freelancer kartu kredit di beberapa bank. Ada begitu banyak alasan seseorang menolak kartu kredit, namun ada juga yang mati-matian menginginkan kartu kredit walau proses pengajuannya sudah ditolak berkali-kali.

Sejatinya kartu kredit dibuat dengan “niat” untuk mempermudah transaksi. Pernyataan tersebut tidak salah, namun kemudian pertanyaannya adalah, “apa keuntungan bank menerbitkan bahkan membayar sales untuk mempromosikan dan menjual kartu kredit?”

Bukan hanya itu, beberapa bank bahkan rela menyewa space di mall atau tempat-tempat ramai pengunjung selama beberapa tahun (karena dalam kontrak, memang ada minimal masa penyewaan) dengan harga sewa sampai milyaran rupiah. Beberapa bank menerapkan sistem di mana sales yang membayar booth/stand tersebut di tempat-tempat tertentu.

Nah, sebelum kita paham apakah kartu kredit membantu atau menyusahkan kita sebagai user. Mari kita bahas mengenai keuntungan yang didapat bank dari kartu kredit.

Bank cenderung menyukai orang yang telat membayar atau melakukan penarikan tunai di ATM dengan kartu kredit, karena mereka memiliki keuntungan dari bunga dan biaya tarik tunai melalui ATM atau yang dikenal dengan cash advance. Besarnya cash advance bervariasi, namun umumnya 4% dari total penarikan. Jadi kalau kamu tarik uang Rp. 2.000.000, maka kamu akan terkena charge sebesar Rp. 80.000.

Karena adanya cash advance tersebut, ada banyak pihak yang mengambil keuntungan, misalnya saja para merchant yang sepi pembeli. Mereka mengizinkan pembeli melakukan penarikan tunai dari cash mereka melalui “gesekan belanja” mesin EDC yang disediakan pihak bank untuk memudahkan transaksi.

Biasanya, mereka (para merchant) mendapatkan bunga 1,5% sampai 2% untuk total keseluruhan transaksi, tergantung nego dengan pihak bank. Jadi dengan melakukan transaksi seolah “belanja”, memudahkan merchant untuk memenuhi 2 hal: 1. Memperbesar transaksi melalui mesin EDC (Electronic Data Capture) (semakin besar jumlah transaksi, semakin kecil bunga yang didapatkan oleh merchant), 2. Mendapatkan untung dari kesenjangan nego Antara pembeli dan bunga yang harus dibayarkan.

Katakan bahwa Anda, untuk melakukan gestun (gesekan tunai) dengan kartu kredit, akan dikenakan biaya sebesar 4% dari total, namun jika Anda bisa melakukan penarikan di merchant-merchant nakal, maka Anda bisa nego, bahkan sampai 2,5%. Dari segi ekonomis, terutama jika Anda sedang kepepet sangat terbantu bukan? Namun harus Anda ingat, perbuatan tersebut melanggar peraturan dan kode etik.

Keuntungan lainnya dari penjualan kartu kredit bank lainnya adalah cross selling, yaitu mereka menawarkan dua hal sekaligus, kartu kredit dan pinjaman berjangka, atau deposito.

Beberapa bank bahkan berani memberi fasilitas untuk penempatan deposito tertentu. Dan seperti yang kita tahu, deposito ada bunganya. Lantas dari mana untung bank? Well, bank punya yang namanya management resiko dan investasi yang baik. Mereka punya manajer keuangan dan perencanaan yang matang dan sudah terbiasa dengan bidangnya.

Sehingga katakan, jika bank memberi sampai 8% untuk penempatan tertentu dalam jangka waktu tertentu, maka bank akan memutar uangnya di berbagai tempat, salah satunya pasar saham dan investasi-investasi menguntungkan lainnya.

Katakan mereka bisa mendapat sampai 25% atau mungkin lebih dari uang deposito yang diputar, lantas 8% adalah harga yang murah untuk dibayar kepada deposan. Namun, mengapa orang mau mendepositokan uangnya? Tentu saja karena keamanan dan kepastiannya. Selain itu, saat ini LPS menjamin sampai 2M uang deposan, artinya di atas 2M penyimpanan Anda, jika bank tersebut bangkrut, maka Anda hanya akan diganti sampai maksimal 2M. Sisanya? Hangus jika memang bank tersebut bangkrut.

Keuntungan lainnya, didapat dari pinjaman berjangka. Seperti yang kita tahu, bahwa untuk melakukan pinjaman berjangka untuk mengkredit rumah, mobil dan sebagainya, Anda harus memiliki kartu kredit, selain untuk mengecek keabsahannya dan apakah riwayat Anda di BI bagus atau tidak, juga agar mempermudah proses pembayaran. Keuntungannya? Sudah jelas, dari bunga pinjaman berjangka Anda.

Gambaran di atas hanya sebagian ulasan sederhana mengenai keuntungan bank, lantas apa untungnya kita memiliki kartu kredit?

Seperti penjelasan saya di atas, bank lebih suka mereka yang telat membayar atau melakukan gestun, jadi jangan heran jika Anda terus disuruh berhutang. Namun sebenarnya kartu kredit sangat membantu dan mempermudah proses transaksi, ditambah berbagai fasilitas dan diskon yang kita dapatkan dari berbagai merchant.

Lalu kenapa seseorang bisa terlilit hutang? Well, menurut saya, itu bukan karena kartu kreditnya, tapi karena kebiasaan dan gaya hidup juga psikologis pemakainya. Banyak orang yang baru mempunyai kartu kredit, seperti memiliki mainan baru dan kemudian selalu berpikir, “ya udah, pake dulu. Kayaknya bulan depan bisa”, atau “nanti jadikan cicilan 0% selama 6 bulan saja”.

Perlahan tapi pasti, beban hutang menumpuk, ditambah lagi dengan perencanaan tidak matang atau tiba-tiba saja Anda dipecat atau ada kebutuhan mendadak lainnya, seperti istri melahirkan, anak sakit, dan sebagainya. Akibatnya hutang tidak terbayarkan dan terus menumpuk, kemudian ditagih debt collector.

Saran saya, jika Anda tidak mampu membayar hutang, ada baiknya membicarakan pada pihak bank dan minta keringanan, dengan alasan logis tentunya dan bukti-bukti yang menguatkan.

Anda harus ingat, apa pun yang Anda lakukan dengan bank, akan terekam di BI. Jika Anda di black list di BI, maka segala proses perbankan Anda menjadi sulit. Anda juga harus ingat, Anda pasti akan membutuhkan perbankan, minimal untuk transfer gaji di zaman yang modern ini. Jadi, bijak lah dalam menggunakan kartu kredit dan buat perencanaan yang matang sebelum berhutang.

Kartu kredit sejatinya adalah pedang bermata dua, tergantung bagaimana Anda menggunakannya.

Be wise, Be smart.

Baca juga tulisan saya lainnya:

Hubungan Manusia, Definisi dan Persepsi.

Tips Memilih Pasangan Yang Tepat Sebelum Menikah.

Bahaya dan Cara Cegah False Memory.

Menggali dan Mengembangkan Potensi Anak tanpa Membebaninya.

Rasa Takut, Cinta, Naluri dan Obsesi

Bintang yang Telah Redup

Catatan Seorang Introvert

Note: Silakan copy paste, namun tetap santun dengan cara memasukkan nama dan email penulis. Untuk komentar, saran dan tanya jawab, silakan mengisi kolom komentar di bawah ini.

Penulis : Hong Kosan Djojo

email : ryukiseki@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun