28 Juni 2022 - Peristiwa cuaca ekstrem sampai hujan lebat telah menyebabkan pergolakan luas di seluruh dunia pada tahun ini, dengan hasil ribuan hingga jutaan orang mati dan mengungsi ke berbagai tempat.
Dalam 3 bulan terakhir, hujan monsun menyebabkan banyaknya banjir di Bangladesh, dan juga gelombang panas yang telah menyerang bagian Asia Selatan sampai Eropa, tidak lupa dengan kekeringan yang terjadi di beberapa bagian Afrika Timur.
Dari semua kejadian tersebut, peneliti menyebutkan bahwa perubahan iklim adalah penyebabnya.
Beberapa bulan lalu, sebuah tim ilmuwan menerbitkan sebuah studi di jurnal Environmental Research: Climate. Para peneliti meneliti peran perubahan iklim dalam beberapa peristiwa cuaca individu selama 2 dekade terakhir.
Temuan ini telah mengkonfirmasi peringatan tentang pemanasan global akan merubah dunia ini, juga, memperjelas informasi apa yang telah hilang.
Untuk gelombang panas dan curah hujan ekstrem, "kami menemukan bahwa kami memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang bagaimana intensitas peristiwa ini berubah karena perubahan iklim," kata rekan penulis studi Luke Harrington, seorang ilmuwan iklim di Victoria University of Wellington.
Namun, hal yang kurang dipahami adalah bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi kebakaran hutan dan kekeringan besar.
Untuk makalah ulasan mereka, para ilmuwan memanfaatkan ratusan studi "atribusi" atau penelitian yang bertujuan untuk menghitung bagaimana perubahan iklim mempengaruhi peristiwa ekstrem menggunakan simulasi komputer dan pengamatan cuaca.
Namun, ada beberapa data yang hilang dari negara-negara dengan pendapatan rendah sampai menengah, sehingga akan menjadi lebih sulit untuk mengetahui hal apa saja yang terjadi di negara-negara tersebut, kata rekan penulis Friederike Otto, salah satu ahli klimatologi yang memimpin kolaborasi penelitian internasional World Weather Attribution (WWA).
GELOMBANG PANAS