Engkau melihat berbagai macam ikan-ikan dalam akuarium. Bergerak hilir mudik dengan sifatnya yang berbeda-beda. Ada yang agresif, ramah, dan pendiam. Mereka berenang dengan cara yang berbeda-beda pula.
Ikan sumatera berenang dengan memanfaatkan sirip tangan dan sirip ekor, ikan black ghost berenang dengan menggunakan siripnya yang mirip seperti pisau bergelombang, ikan pipa berenang seperti halnya ikan kuda laut menggunakan sirip punggung yang selalu bergerak, ikan buntal berenang dengan menggerakkan sirip punggung dan sirip tangannya yang bergerak seperti helikopter, bahkan ada ikan synodontis yang berenang terbalik seolah-olah dunia atas terbalik dengan dunia bawah. [caption id="attachment_773" align="aligncenter" width="300" caption="(Searah jarum jam, dari kanan atas) Ikan buntal, black ghost, pipa, dan sumatera."][/caption]
Dengan berbagai macam alat penggeraknya ternyata semuanya memiliki satu fungsi yaitu berenang. Biarpun bentuk tubuhnya dan alat pergerakannya berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan yaitu berenang, tidak ada yang lain selain daripada berenang. Seperti halnya manusia, manusia memiliki berbagai macam sifat, budaya, pemikiran yang berbeda-beda namun kesemuanya itu memiliki satu tujuan yaitu untuk saling mengenal satu sama lain.
[caption id="attachment_774" align="aligncenter" width="300" caption="Ikan Synodontis"]
[/caption] Engkau mengetahui dia bernama Nanda karena memakai hijab dan mempunyai bisnis pakaian muslimah. Engkau mengenal karakter Kesuma dalam hal pemikirannya yang terbuka, bebas, dan cenderung percaya diri. Engkau mengetahui tulisan Arif karena selalu menyusupkan kata-kata yang hanya dikenal di dunia intelektual dan bahasanya khas tulisan ilmiah. Begitu juga engkau mengenal muka abang tukang bakso yang sering melewati rumahmu kendati tidak mengetahui namanya, dan abangnya sudah kenal denganmu yang merupakan pemilik rumah bercat putih berkebun luas. Engkau tahu sosok mantan presiden Gus Dur yang sebelah matanya menutup dan selalu guyon, presiden SBY yang terkenal jaim dan mengedepankan citra atau mantan presiden Megawati yang pendiam serta mantan presiden Soeharto yang dikenal sebagai jenderal tersenyum. Begitu juga engkau mengetahui budaya Indonesia yang terkenal moderat dan etnis, Amerika yang mengagungkan hak asasi manusia, dan Perancis yang sudah dikenal pemikiran liberal dan sekuler. Itu semua perbedaan hanya bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain. Disadari atau tidak disadari. Tidak ada yang lain selain saling mengenal. Paling yang berbeda hanyalah kepentingannya, apakah dia hendak membeli barang, membaca, atau berinteraksi untuk suatu tujuan pribadi masing-masing. Terkadang engkau melihat pertengkaran antara sesama ikan walaupun itu kaumnya sendiri. Bertengkar karena apa? Karena hal makanan, kekuasaan, dan pasangan hidup. Sama seperti kaummu, yang sering bertengkar karena tiga kepentingan yaitu uang, kekuasaan, dan pasangan hidup. Uang diperebutkan karena menyangkut keserakahan sebagaimana ikan yang setiap dikasih makanan pasti akan dilahapnya tak peduli berapa banyaknya kecuali berhenti karena kekenyangan. Kekuasaan diperebutkan karena menyangkut uang, status, dan gengsi sebagaimana halnya ikan juga menggunakan kekuasaan untuk kegengsian dan status terutama untuk mendapatkan makanan. Begitu pula pasangan hidup, ikan tak jarang bertengkar bahkan sampai mati demi mendapatkan pasangan hidup seperti manusia yang tentu tak rela jika pujaan hatinya diambil oleh orang lain. Walaupun demikian ada pula kaummu yang tidak sama persis dengan ikan, ada yang menyumbangkan uangnya untuk keperluan manusia lain yang lebih membutuhkannya. Kekuasaan dipergunakannya untuk memakmurkan manusia-manusia lainnya. Bahkan pujaan hatinya pun rela diikhlaskan untuk orang lain karena baginya pujaan hatinya itu lebih berbahagia dengan orang lain daripada dirinya. Inilah pembeda manusia dengan ikan. Jadi siapakah manusia ikan di duniamu? Maukah engkau menjadi manusia ikan? Jawaban itu ada di dalam hatimu yang lebih mengetahui.
Hammond dari One Piece
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Filsafat Selengkapnya