Aku pengen ngebahas teori keren dari Sigmund Freud tentang id, ego, dan superego. Meski teori ini udah ada dari lama, aku yakin ini masih relevan banget buat ngebantu kita paham gimana cara kita mikir dan bertindak. Jadi, mari kita bongkar gimana ketiga elemen ini kerja bareng dan gimana cara kita bisa paham lebih dalam tentang perilaku manusia.
Dunia psikologi itu bener-bener rumit dan penuh misteri, dengan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam teori ini, kepribadian manusia terbagi menjadi tiga bagian utama: id, ego, dan superego. Masing-masing bagian ini punya peran penting dalam menentukan tindakan dan reaksi kita terhadap berbagai situasi. Menurut aku, dengan paham interaksi antara ketiga elemen ini, kita bisa lebih ngerti gimana cara kita berperilaku dan menghadapi berbagai tantangan di hidup kita sehari-hari.
Id adalah bagian dari kepribadian yang paling dasar dan berfungsi berdasarkan prinsip kesenangan. Id ini bener-bener impulsif dan pengen semuanya langsung terpenuhi tanpa mikirin realitas atau konsekuensinya. Bayangkan aja, saat kamu lagi lapar banget, id mendorong kamu untuk nyari makanan secepatnya, tanpa peduli waktu atau tempat.Â
Contoh gampangnya, kalau kamu lagi ngeliat barang mahal yang pengen banget dibeli, id-nya bakal dorong kamu buat beli meski dompet lagi tipis. Id ini yang bikin kita kadang impulsif, misalnya pengen beli barang mahal atau coba hal-hal berisiko tanpa mikir panjang.
Ego adalah bagian yang berfungsi sebagai jembatan antara dorongan id dan tuntutan superego. Ego ini beroperasi dengan prinsip realitas, jadi dia berusaha cari cara realistis buat penuhi kebutuhan id sambil mikirin norma-norma sosial. Ego itu kayak moderator yang rasional, ngatur semua kebutuhan biar tetap sejalan dengan kenyataan.Â
Contoh gampangnya, kalau kamu lapar, ego nggak cuma mikirin dorongan id yang pengen makan sekarang juga. Ego bakal nyari cara yang oke buat dapetin makanan, misalnya merencanakan makan di restoran atau beli makanan dari toko. Ego ini yang ngatur gimana cara kita ngejalanin hidup sehari-hari dengan tetap sesuai aturan sosial dan realistis.
Superego itu bagian yang berhubungan sama moralitas dan etika. Superego berfungsi sebagai pengawas internal yang ngecek tindakan dan pikiran kita berdasarkan prinsip-prinsip moral yang udah ditanamkan sejak dulu. Dia berfungsi buat ngebikin kita tetap berada di jalur moral.Â
Contoh konkretnya, kalau kamu pengen melakukan sesuatu yang dianggap salah atau melanggar aturan, superego bakal bikin kamu merasa bersalah dan nahan dorongan itu. Misalnya, kalau kamu punya dorongan buat ngelakuin sesuatu yang nggak etis atau ilegal, superego bakal bikin kamu ngerasa guilty dan ngebatasin dorongan tersebut. Superego ini menjaga kita tetep pada jalur moral, meskipun kadang bisa bikin kita stres kalau nilai-nilai moral itu bertentangan sama dorongan id atau tuntutan ego.
Di psikologi zaman sekarang, teori tentang id, ego, dan superego masih sangat berguna untuk paham konflik internal dan perilaku manusia. Aku yakin, dengan memahami konsep-konsep ini, kita bisa lebih baik dalam mengelola masalah psikologis dan menghadapi berbagai tantangan.Â
Contohnya, kalau seseorang lagi stress, mereka bisa dapetin insight dengan ngerti gimana id, ego, dan superego berinteraksi. Ini bisa bantu mereka paham sumber kecemasan dan nyari solusi yang tepat. Dengan cara ini, kita bisa lebih siap buat menghadapi masalah hidup dan konflik internal yang kita hadapi setiap hari.
Konsep id, ego, dan superego yang aku kembangkan tetap relevan dan penting dalam psikologi modern. Dengan paham gimana ketiga elemen ini bekerja dan saling mempengaruhi, kita bisa dapetin pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita dan orang lain. Ini bisa jadi kunci buat ngelola diri sendiri dan menghadapi berbagai tantangan hidup dengan cara yang lebih terstruktur dan efektif.Â