Mohon tunggu...
Rahmad Dede Yufani
Rahmad Dede Yufani Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Suka deadline

Menulis, membaca dan berpergian. Belum memiliki apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membandingkan Diri dengan Orang Lain Itu Lumrah

14 Oktober 2021   19:00 Diperbarui: 14 Oktober 2021   19:14 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengapa kita sering sekali membandingkan diri dengan orang lain?

Aku: Sebenarnya ada satu-dua dorongan yang nyata atas apa yang membuat kita berpikir untuk membandingkan: kelebihan dan kekurangan. 

Terdapat factor internal ataupun eksternal yang mengimplikasikan bahwa kita melakukan perbandingan diri. Banyak di antara kita yang berpikir bahwa apa yang kita masih kurang atau merasa kurang lebih. 

Tapi, nyatanya terlepas dari nafsu atau keinginan kita---perlu kita sepakati bahwa pada dasarnya kita tidak pernah puas dengan apa yang kita punya. Saya yakin dengan pasti bahwa setiap kekurangan yang kita punya, pasti ada satu kelebihan yang terdapat pada diri kita dan biasanya tidak bisa dilihat orang lain, hanya kita yang dapat melihatnya. 

Sebaliknya juga, di mana ada kelebihan, di situ pasti ada kekurangan. Entah ini memang sengaja diseimbangkan atau bagaimana, saya juga kurang mengerti dengan itu. Yang pasti kita pernah membandingkan diri dengan orang lain didasari atas alasan-alasan yang konkret atau terjadi di diri kita.

Mulai dari sisi kelebihan yang kita miliki. Banyak di antara kita yang mengamati kehidupan orang lain---dengan memakai prespektif kita sendiri tentunya. 

Kita terkadang terlalu menarik kesimpulan tentang kehidupan orang lain bahwa mereka lebih buruk dari kita dan mereka sepertinya "tersesat" dalam lingkaran tertentu yang sukar lepas dengan itu. Kita menganggap bahwa mereka adalah orang-orang yang kurang beruntung dan layak dikasihani. 

Sebaliknya, jika kita melihat dari sisi kekurangan.mereka yang memiliki kekurang berasa kehidupan tidak adil dan relatif melahkan tuhan. Menjalani kehidupan dengan kesusahan yang umum terjadi di pihak orang kurang. 

Untuk orang yang kekurangan, beberapa dari mereka mungkin menerimanya dengan alasan takdir atau rencana tuhan, sisanya mereka berjuang keras untuk yang terbaik. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai manusia memang sulit untuk merasa cukup atau tidak pernah puas jadi melakukan perbandingan diri hal yang "asik" dilakukan oleh kedua pihak.  

(perlu saya tekankan bahwa saya tidak mendukung atau menyudutkan pihak manapun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun