Mohon tunggu...
Ryugivky Ababil
Ryugivky Ababil Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa Universitas Airlangga

Pujangga abad 21 dengan jiwa bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Batik sebagai Barang Mewah

6 Juni 2024   20:00 Diperbarui: 6 Juni 2024   20:13 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ninanugroho.com batik tulis

Batik, sebuah mahakarya tekstil yang berasal dari Indonesia, memiliki semua elemen untuk menjadi barang mewah yang bisa berdiri sejajar dengan produk-produk mewah terkemuka di dunia, khususnya batik tulis. Setiap lembar batik tulis dibuat dengan teknik tradisional yang rumit dan memakan waktu, menghasilkan motif yang unik dan tak terulang. Kualitas tinggi dan eksklusivitas dari batik tulis menjadikannya lebih dari sekadar kain---ini adalah simbol seni dan budaya yang hidup. Di tengah meningkatnya permintaan global untuk produk yang tidak hanya mewah tetapi juga otentik dan berbudaya, batik tulis memiliki potensi untuk menjadi pilihan utama bagi para konsumen elit. Artikel ini akan mengulas mengapa batik tulis layak mendapatkan tempat di pasar barang mewah dunia dan bagaimana strategi yang tepat dapat mengangkatnya ke level yang sama dengan ikon mode global tersebut

Batik juga memiliki sejarah panjang yang dapat ditelusuri sejak zaman Majapahit pada abad ke-13. Melalui pengaruh budaya Tiongkok, India, dan Eropa, batik berkembang menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia. Pada abad ke-20, batik mulai diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat, mendapat apresiasi internasional yang lebih luas. Pada tahun 2009, UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, menegaskan nilai budayanya secara global. Sejak itu, apresiasi terhadap keindahan dan keunikan batik meningkat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di belahan dunia lainnya. Kolaborasi dengan desainer internasional telah membantu meningkatkan citra batik sebagai barang mewah dan berkelas.

Salah satu kolaborasi batik dengan desainer internasional terjadi pada 2010, ketika Dries Van Noten, desainer Belgia terkemuka, merilis koleksi eksklusif yang menampilkan motif batik tradisional Indonesia. Kolaborasi tersebut menjadi sorotan di Paris Fashion Week karena Van Noten berhasil menggabungkan keanggunan batik dengan estetika kontemporer Eropa. Pada tahun 2020 Gucci dari Italia juga menunjukkan minatnya pada batik dengan mempersembahkan tas yang berinspirasi batik dalam koleksi mereka.

Walaupun batik telah menjadi bagian dari karya-karya desainer ternama di dunia, pesan yang ingin saya tekankan di sini adalah bukan sekadar mengenai kepopuleran satu merek batik mewah, melainkan lebih pada potensi batik secara keseluruhan, terutama batik tulis, untuk menjadi "barang" mewah yang mendunia. Proses pembuatan batik tulis memerlukan kemampuan dan ketelitian yang telah diasah bertahun-tahun, bukan sekadar menciptakan cetakan, tetapi sebuah karya seni yang bernilai tinggi. Setiap helai batik tulis merupakan hasil dari proses yang rumit dan penuh dedikasi, menjadikannya sebagai investasi langka yang hanya dimiliki oleh sedikit orang. Lebih dari itu, kualitas bahan baku yang digunakan, mulai dari kain hingga pewarna alami yang digunakan, turut menambah nilai kemewahan batik tulis. Inilah yang membedakan batik tulis sebagai barang mewah yang sejati, bukan sekadar branding belaka seperti yang sering dilakukan oleh merek-merek lain seperti Supreme.

Salah satu perlakuan batik sebagai barang mewah yang menonjol di Indonesia adalah, pertemuan para pemimpin negara dan pernikahan tokoh-tokoh terkemuka. Contohnya, pada tanggal 10 Mei 2023, Presiden mengadakan pertemuan penting dengan para pemimpin ASEAN di mana mereka mengenakan batik tulis dengan harga fantastis sebagai simbol status dan kebanggaan budaya. Hal yang serupa terjadi pada pernikahan putri seorang pengusaha terkemuka pada tanggal 28 Agustus 2023, di mana pengantin dan tamu-tamu terhormat mengenakan batik tulis yang mewah. Melalui penggunaan batik tulis dalam kesempatan-kesempatan ini, terlihat bahwa batik tulis telah menjadi simbol status bagi bangsa kita

Tantangan yang dihadapi dalam melestarikan dan mengembangkan batik, khususnya batik tulis, sangatlah nyata. Pada tanggal 5 Juli 2023, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyoroti ancaman modernisasi dan perubahan pola pikir konsumen terhadap proses tradisional pembuatan batik tulis. "Kita harus mempertahankan keterampilan tradisional kita sambil berinovasi dalam desain," kata beliau. Kolaborasi antara pengrajin tradisional dengan desainer muda dan teknologi modern, seperti yang ditekankan oleh Dr. Hj. Mari Elka Pangestu pada tanggal 12 September 2023, menjadi kunci untuk menjaga relevansi batik di era modern ini. Inovasi dalam desain tidak hanya membuka peluang ekspansi pasar, tetapi juga meningkatkan potensi ekonomi batik secara signifikan.

Potensi ekonomi batik begitu besar sehingga menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi lokal. Mulai dari awal tahun hingga Juli 2023, Indonesia berhasil mengekspor batik hingga mencapai US$ 10,37 juta. Harapannya, hingga akhir tahun, ekspor batik dapat meningkat signifikan mencapai US$ 30 juta. Data yang disampaikan oleh Didi Sumedi, Dirjen Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, menunjukkan bahwa pada tahun 2022, ekspor batik mencapai US$ 25,43 juta, meningkat Rp 500 miliar atau 6% dari tahun sebelumnya. Dengan optimisme yang tinggi, Didi menyatakan keyakinannya bahwa target ekspor batik sebesar US$ 30 juta tahun 2023 bisa terpenuhi. Faktor penunjangnya adalah banyaknya desainer yang mengaplikasikan motif batik ke berbagai jenis pakaian, termasuk busana muslim. Contoh suksesnya terlihat pada Jakarta Muslim Fashion Week yang berhasil membukukan penjualan sebesar US$ 20,1 juta, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 266 miliar.

Dengan semangat yang tak tertandingi, batik tulis Indonesia telah melampaui batas-batas kain biasa, memiliki potensi besar untuk menjadi simbol kemewahan global. Dengan setiap motif yang tak terulang dan proses pembuatannya yang memerlukan keahlian dan ketelitian, batik tulis bukan sekadar produk, tetapi warisan budaya yang menginspirasi. Dengan terus berinovasi dan mempertahankan kemurnian tradisi, batik tulis menjadi ikon mewah yang tak tergantikan, memancarkan kekayaan dan keindahan budaya Indonesia di panggung global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun