Mohon tunggu...
Ryu Amakusa
Ryu Amakusa Mohon Tunggu... - -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kebiasaan Mengeluh

7 Agustus 2016   11:42 Diperbarui: 7 Agustus 2016   11:51 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya selalu merasa heran dengan orang-orang yang selalu mengeluh tentang kondisi perekonomiannya yang katanya pas-pasan. Setiap bulan sehabis gajian mereka pasti mengeluh bahwa gaji yang diterimanya hanya numpang lewat di rekeningnya saja. Akan habis untuk membayar utang sana sini, biaya keperluan bulanan, keperluan sekolah anak dll. 

Namun, yang mengherankan katanya habis bulan habis gaji tapi kok masih bisa beli rokok yang harganya bisa untuk beli satu liter beras, masih bisa beli hp terbaru walaupun dengan cara menyicil atau masih bisa makan di restoran, jalan-jalan di mall sambil belanja macam-macam barang konsumtif lainnya. Aneh bukan?

Salah seorang kolega yang hampir setiap bulan menjelang gajian pasti menghitung dan mengeluh tentang besarnya pengeluaran yang dikeluarkan setiap bulannya untuk membayar semua tagihan kartu kreditnya yang jatuh tempo, pengeluaran anaknya yang sekolah dan yang masih bayi dan menyatakan gajinya hanya numpang lewat saja dan tak bisa menabung. 

Keluhan-keluhan yang sama diucapkan setiap bulannya itu seakan tidak pada tempatnya karena setelah beberapa hari ia akan tampil dengan pakaian baru dibeli secara online atau ponsel baru yang harganya dua kali lipat gajinya walau dicicil atau makan di restoran dengan gesek kartu kredit dan lain-lain yang bersifat konsumtif semata. Tidak sampai di situ saja sebab ia akan memposting semuanya di media sosial. 

Sifat konsumtif, pamer dan berutang sana sini mungkin sudah menjadi gaya hidup pada zaman ini. Keluhan-keluhan hanyalah sebatas pemanis bibir saja. Mungkin itulah banyak menjamur perusahaan pembiayaan, pengadaian atau usaha rentenir.

Selain itu mudahnya mengaplikasi kartu kredit menyebabkan seseorang dapat memiliki setumpuk kartu kredit yang juga memudahkan seseorang memiliki apa saja walau tak perlu sekalipun terlilit utang dan dikejar dept collector. Dengan enteng mereka akan menjawab "zaman sekarang bohong jika tidak ada yang memiliki utang". Sekedar penghibur diri walau tanpa sadar sebenarnya mereka menipu diri sendiri.

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun