Mohon tunggu...
Rorry Nurmawati
Rorry Nurmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance writer || I love and passion for photography || If you have any question, please let me know at aslirorry@gmail.com or DM Instagram @ryrorry_

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sunan Kalijaga dan Kultur Budaya yang Melekat

27 Mei 2019   23:21 Diperbarui: 27 Mei 2019   23:27 2186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sunan Kalijaga/tribunnews.com

Agama dan tradisi sudah saling melengkapi dalam perjalanan dakwah dan penyebarannya di setiap daerah. Tak terkecuali agama Islam. Sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW, Islam yang beliau bawa juga tak lepas dari tradisi bangsa Arab waktu itu demi bisa merangkul suku Quraisy dan lainnya menuju agama keselamatan.

Hal serupa dilakukan tokoh-tokoh Wali Songo untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Diantaranya Sunan Kalijaga. Tokoh yang memiliki nama kecil Raden Said ini menggunakan metode-metode tradisi dan budaya khas Jawa yang 'disusupi' nilai-nilai keislaman.

Wayang kulit, beduk, syair dan kesenian kesenian lain adalah sedikit diantara metode yang beliau gunakan. Hasilnya, pulau Jawa kini menjadi salah satu basis pemeluk agama Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia.

Sunan Kalijaga yang lahir pada 1440-an ini, merupakan seorang yang dikenal sebagai seniman, budayawan, filsuf dan waliyullah. Tak heran, jika dalam penyebaranya beliau sangat luwes memasukkan nilai-nilai agama Islam dalam budaya Jawa.

Salah satu contoh penyebarannya adalah melalui wayang kulit. Meski tradisi wayang kulit bukan dari agama Islam, namun oleh Sunan Kalijaga dimodifikasi dengan menambah cerita yang berbau agama Islam. Tak hanya melalui wayang kulit, putra Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur ini, juga menciptakan lagu Ilir-ilir dan gundul-gundul pacul sebagai sarana dakwahnya.

Sunan Kalijaga yang sangat toleran dengan budaya lokal, kemudian memasukkan syiar agama Islam sebagai metode dakwah yang sangat efektif. Cara dakwa yang dilakukan tidak hanya di atas musala-musala, melainkan juga dengan tradisi, kesenian dan budaya inilah yang memikat masyarakat kala itu.

Saya jadi teringat salah satu tradisi yang masih kental di lakukan oleh masyarakat saat ini, seperti grebek maulid dalam menyambut kelahiran Rasulullah. Dan rupanya, tradisi grebek maulid ini, dicetuskan pertama kali oleh Raden Kalijaga di Demak kala itu.

Senang rasanya masih bisa melakoni tradisi yang pernah disebarkan oleh para wali allah hingga saat ini. Semoga, tradisi-tradisi tersebut bisa terjaga hingga generasi mendatang. Semoga bermanfaat, salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun