Tidak jarang, saya harus rela mengantre di antara bocah-bocah yang menggunakan kaos singlet untuk mendapatkan es krim contong ini. Dan sering kali, saya mendapatkan kalimat "Ngapunten mbak, es-nya tinggal sedikit. Gak sampai penuh, apa tidak apa-apa," dan saya pun mengiyakan tanpa pikir panjang lagi, demi es yang sudah memikat hati ini.
Melihat anak-anak bisa menikmati es krim cone ini, saya pun kembali dibawa ke masa lalu. Masa dimana saya sering kali minta dibelikan es krim tung-tung keliling. Es yang hampir serupa dengan milik Campina ini, dulunya juga laris --manis diserbu. Tapi kini, ia menghilang tergerus oleh zaman.
Bagi saya, hidup itu ibarat es krim. Nikmatilah sebelum akhirnya mencair. Dan lumerkanlah kebahagianmu bersama orang-orang terkasih. Berbagilah kebahagiaan besama senyum Campina. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H