Mohon tunggu...
Lucy Kartikasari
Lucy Kartikasari Mohon Tunggu... -

someone with an unusual normality

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

The Goal

14 Desember 2011   07:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:18 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari dulu, aku bukan tipe orang yang menggantungkun hidup pada target yang harus dicapai. Dan sekarang, aku masih menjalani hidupku seperti itu, walaupun sekarang aku punya batas minimal untuk beberapa hal. Tapi pada dasarnya, aku masih menganut pola hidup spontan dan tanpa planning. Harus diakui sih, aku lebih menikmati hidup seperti ini. Aku bebas melakukan sesuatu berdasarkan apa yang aku senangi, tanpa paksaan. Tapi nggak berarti juga kalau aku hanya bersenang-senang saja tanpa melakukan sesuatu yang berarti. Intinya aku akan melakukan sesuatu karena aku menyukai melakukannya, bukan karena paksaan. Aku lebih menyukai hal seperti itu.

Target itu memang penting. Dan beberapa orang menganggap itu yang disebut semangat hidup. Tapi tetap saja ada batasannya kan? Bukan batasan seberapa tinggi target itu, tapi batasan tanggungjawab dan toleransi terhadap lingkungan. Banyak orang-orang dengan target yang begitu tinggi melupakan bahwa cara mereka mencapai target itu membuat orang lain terusik atau bahkan merasa tidak nyaman. Menurutku inilah yang salah. Kita hidup di dunia nggak sendiri gitu. Terserah mau berbuat apa saja, asalkan nggak mengusik hidup orang lain. Bener kan?

Sekarang masalah alasan. Yang paling klise adalah membahagiakan orang tua, membuat mereka bangga, dan tersenyum. Sumpah deh itu klise banget, dan kadang memuakkan. Okelah alasan itu bisa dibenarkan, tapi tahu nggak sih, orang tua itu akan bahagia ketika melihat anaknya mengerjakan sesuatu yang mereka senangi, saat anak mereka meyakini semua hakikat diri mereka, saat anak mereka menjaga semua nilai komprehensif yang ada di dalam diri mereka, dan menghargai setiap jengkal dari diri mereka. Orang tua bukan orang yang suka mengatur tanpa alasan kok. Saat kita sudah siap mengambil keputusan, dengan syarat siap menerima konsekuensinya juga, orang tua tidak akan banyak  ikut campur mengenai keputusan kita itu. Kalaupun mereka masih ikut campur, berarti di mata mereka kita masih belum siap menerima konsekuensi dari keputusan kita itu. Atau kita yang harus inisiatif menunjukkan bahwa diri kita sudah siap, agar orang tua sudah tidak khawatir lagi.

Kembali ke masalah target, the goal. Sebenarnya apa sih esensi dari hal ini? Satu hal yang pasti, aku nggak suka kepada orang yang terlalu memaksakan sesuatu. Okelah mereka berusaha keras, tapi jangan ngusik orang lain deh. Sekarang aku lagi ngerasain itu. Aku nggak ada hubungannya ma target seseorang, tiba-tiba jadi aksesoris dia untuk mewujudkan targetnya itu. kesel nggak sih kalau gitu? sumpah deh itu nyebelin banget.

Cukup soal curhatnya. Intinya disini, aku cuma mau nyaranin aja kepada semua orang dengan target, bisa dibilang semua orang. Ingatlah, kita nggak cuma hidup sendiri di dunia ini, ada kebih dari semilyar manusia di bumi. Mungkin kamu nggak peduli atau apalah, tapi sebagai manusia beradap dan bertata karama, harap berpikir dahulu sebelum bertindak. Mungkin niat kamu baik, tapi kalau dalam prosesnya kamu membuat beberapa orang terusik itu juga tidak baik. Ingat itu ya, dan ingat juga kalau kalian menjadi orang yang kalian usik hidupnya itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun