Mohon tunggu...
Ryota Theodora
Ryota Theodora Mohon Tunggu... Jurnalis - pribadi

Menulis untuk Nilai

Selanjutnya

Tutup

Film

Ulasan Mengenai Film Layar Lebar "A Man Called Ahok"

28 November 2018   22:12 Diperbarui: 28 November 2018   22:15 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

November 2018 telah muncul film mengenai mantan Gubernur DKI Jakarta keturunan TiongHoa yang cukup terkenal, Basuki Tjahaja Purnama namanya. Pak Basuki kerap disapa dengan panggilan Ahok, ia adalah anak pulau kelahiran Bangka Belitung. Film 'A Man Called Ahok' disutradarai oleh Putrama Tuta telah membuat naskah yang sangat indah. Keberadaan Ahok dibelakang jeruji besi menjadi batasan untuk ikut serta secara penuh dalam pembuatan film. Diberitakan melalui staf Ahok, bahwa beliau telah menerima naskah dan telah membacanya.

Saya menilai film 'A Man Called Ahok' sendiri telah menjadi film yang sangat menginspirasi dan dapat dijadikan pedoman. Kegigihan seorang Ahok didalam film sangat terlihat jelas. Terutama ketika beliau berusaha untuk menyelamatkan lahan pertambangan milik ayahnya, Kim Nam. walaupun usaha yang diberikan Ahok kerap kali ditolak oleh ayahnya, ia tidak putus asa dalam membantu terutama memajukan negara kita Indonesia. semasa kecilnya, Ahok juga sudah diajarkan menjadi anak yang disiplin.

Walaupun keluarga Ahok adalah keluarga yang cukup dihormati didaerahnya karena Kim Nam yang senang membantu orang lain, Ahok tetap bersifat rendah hati terhadap orang-orang di desanya. Diceritakan, Ahok memaksa mengambil tabungan adiknya untuk digunakan sebagai uang persalinan. Kebaikan Ahok membuat ayahnya terharu.

Berdasarkan segi akting, para aktor dan aktris telah ber-akting secara profesional, mereka terlihat mendalami peran masing-masing dengan sangat baik. hanya saja kekurangan dari film tersebut adalah alur cerita yang lebih banyak menceritakan mengenai ayah Ahok dari pada Ahok sendiri. Sehingga film lebih cocok disebut sebagai 'A Man Called Kim Nam'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun