Pendahuluan
Artificial Intelligence (AI), adalah kata yang sering kita dengar ditengah perkembangan era digital sekarang ini. Artificial Intelligence (AI) merupakan sistem atau program komputer yang dibuat menggunakan algoritma pemrograman yang kompleks sehingga memiliki kemampuan berpikir layaknya manusia. AI memiliki kemampuan berpikir kognitif seperti membaca data untuk pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan memahami bahasa. Perkembangan AI ini pun sudah merambah ke berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga industri kreatif. Di sektor pendidikan, penggunaan AI, misalnya, dapat membuat sebuah platform pembelajaran adaptif yang menyesuaikan materi dengan kemampuan masing-masing siswa. Di tengah pesatnya perkembangan ini, profesionalisme dan kepatuhan terhadap kode etik menjadi hal penting yang wajib diperhatikan oleh seorang profesional bidang TIK. Penguatan profesionalisme dan kode etik adalah salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengontrol teknologi dalam segi penggunaan dan pengembangannya. Kode etik berperan sebagai fondasi utama untuk menjaga kemajuan teknologi sehingga dapat digunakan dengan lebih bertanggung jawab dan memberikan manfaat ke arah yang positif serta tetap menjaga nilai dan norma etika yang berlaku.
Pentingnya Profesionalisme dan Kode Etik di Tengah Era TIK dan Generative AI
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Artificial Intelligence (AI) Â yang hadir ditengah masyarakat tentunya menjadi peluang sekaligus tantangan jika tidak ada batasan dalam penggunaannya. Batasan ini dapat diibaratkan sebagai dinding pemisah antara pemanfaatan teknologi yang bertanggung jawab dan penyalahgunaan yang merugikan secara sosial dan individual. Dalam perkembangannya, penerapan profesionalisme dan kode etik menjadi tumpuan dalam mengarahkan penggunaan TIK dan Generative AI secara bijak. Selain itu, penerapan profesionalisme dan kode etik juga merupakan salah satu upaya dalam meminimalisir dampak negatif dari generatif AI. Tanpa ada batasan yang jelas, generatif AI berisiko disalahgunakan oleh sebagian masyarakat. Menjaga profesionalisme dan kode etik menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi, mengingat dampak negatif yang dapat timbul jika teknologi disalahgunakan. Dengan demikian, teknologi yang semakin canggih dapat memberikan manfaat bagi individu maupun masyarakat luas.
Arti Penting Profesionalisme dalam Profesi TIK
Profesionalisme dalam bidang TIK mencakup sikap, perilaku, dan keterampilan yang wajib dimiliki setiap profesional. Seorang profesional tidak hanya mempunyai kemampuan teknis, namun juga pemahaman mendalam mengenai etika serta tanggung jawab moral dalam mengembangkan teknologi dan dampak yang dihasilkan nantinya. Kode etik profesi yang dirumuskan oleh ACM atau Association for Computing Machinery (Asosiasi untuk Permesinan Komputer) yang meliputi prinsip etika umum, tanggung jawab profesional, prinsip kepemimpinan profesional, kepatuhan terhadap kode. Kode etik ACM mencakup beberapa prinsip penting:
- Kejujuran: Seorang profesional harus terbuka dan transparan mengenai kemampuan dan keterbatasannya serta memberikan informasi yang akurat kepada pihak-pihak yang terkait.
- Menghargai Privasi: Menghormati hak individu atas privasi adalah tanggung jawab bagi seorang profesional.
- Menghindari kerugian: Salah satu prinsip utama kode etik adalah menghindari bahaya. Dalam konteks ini, "kerugian" tidak hanya merujuk pada kerugian materi, melainkan pada konsekuensi negatif yang dapat merugikan bagi pengguna atau pihak lain. Seorang profesional harus mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi akibat keputusan yang diambil dan berupaya meminimalisir kerugian tersebut.
- Tanggung Jawab Profesional: Seorang profesional harus mampu bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil beserta risiko yang timbul.
Persiapan Sebelum Masuk sebagai Profesional TIK
Sebelum seseorang masuk menjadi profesional TIK perlu beberapa persiapan, meliputi:
- Memahami secara mendalam tentang kode etik profesi dan implikasi etis dari teknologi yang digunakan. Hal ini untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara bertanggung jawab.
- Menyelesaikan pendidikan formal atau non formal di bidang TIK yang relevan, serta memiliki wawasan mengenai teori dan praktik yang telah dipelajari.
- Mempunyai pengalaman kerja yang cukup dalam industri TIK. Pengalaman ini dapat membantu memperdalam keterampilan dan wawasan tentang teori dan praktik yang telah dipelajari dari pendidikan yang ditempuh sebelumnya.
Kesimpulan
Menurut pandangan saya, seorang profesional dalam bidang TIK perlu menanamkan prinsip yang mendalam mengenai profesionalitas dan kode etik dalam melakukan tugas dan kewajibannya. Tidak hanya keterampilan teknis, seorang profesional harus bertanggung jawab penuh atas semua tindakan yang diambil beserta resiko dan dampaknya. Perkembangan teknologi yang semakin canggih datang dengan dampak dan konsekuensinya masing-masing, jika tidak terjaga dengan baik, kemajuan ini akan memberikan efek negatif yang merugikan. Sebagai contohnya, pada tahun menjelang pemilu, berita bohong atau hoax bertebaran didunia maya. Menurut laporan Kompas (2024,19 maret), Menkominfo telah memblokir lebih dari 1.000 berita yang diduga menyebarkan berita palsu terkait pemilu. Tindakan ini diambil sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran informasi yang dapat memicu ketegangan ditengah masyarakat dan mengarahkan opini publik yang menyesatkan.
Untuk menangani tantangan dalam industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diperlukan dukungan semua pihak, termasuk dari pemerintah, institusi pendidikan, dan perusahaan, dapat berperan untuk menyediakan pelatihan terkait etika dan profesi terkait penggunaan teknologi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap tenaga kerja di bidang TIK memahami tanggung jawab sosial dan dampak etis dari teknologi yang dikembangkan dan gunakan. Untuk saran kedepannya, pemerintah atau pihak terkait, membuat regulasi yang ketat bagi setiap pengguna maupun pengembang teknologi, terutama dalam hal perlindungan data, keamanan siber, dan penerapan etika yang tepat dalam penggunaan teknologi. Regulasi yang ketat diperlukan dalam menciptakan ekosistem teknologi yang lebih aman, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Regulasi ini harus mencakup berbagai aspek, seperti pengawasan terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) serta sistem otomatis lainnya. Selain itu, regulasi ini juga harus memastikan bahwa hak-hak pengguna terlindungi dengan baik, termasuk hak atas privasi, kemanan data, dan akses. Dengan begitu, pengguna dapat merasa lebih aman dalam menggunakan teknologi, sementara penyalahgunaan teknologi dapat diminimalisir.