Mohon tunggu...
Radhitya Febrian Yolindo
Radhitya Febrian Yolindo Mohon Tunggu... wiraswasta -

si anak baru yang mencoba mengenggam dunia dengan telapak tangannya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

kerana terlalu tipis perbedaan kerinduan dan kebencian

28 Desember 2011   15:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:38 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

terkadang mereka menyebutku seorang yang angkuh dan sombong,
dilain waktu mereka sebut aku pribadi yang menyenangkan,
di satu masa aku disebut seorang yang tak berperasaan,
pun, aku pernah di cap sebagai seorang yang plin plan dan pengecut,

di satu waktu ku jua pernah di puja sebagai seorang pemberani,
di sanjung sebagai seorang pria yang penuh komitment dan memegang teguh sebuah janji,

sebutan sebagai seorang pengkhianat dan pendusta-pun pernah melekat di diriku,

sekarang,
untuk menanggapi mereka yang pernah berseliweran di hidup dan kehidupanku,
aku hanya bisa berujar :

'aku adalah aku,
bukan anda atau siapapun,
mari jalani jalur hidup kita masing-masing,
usah mencoba untuk mengganggu indah dan buramnya jalur kehidupanku,
kita tak sama dan tak pernah sama,
sekarang, esok lusa dan selamanya'


hanya sekedar berbagi [dengan angin lalu],
tanpa berharap kau terbebani dan mencoba 'tuk memilikinya,
pun ku tak berharap anda turut serta memikirkan,
dengar dan buanglah bersama dengan tiap hembusan nafasmu,

aku adalah aku, lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihan,
dan tersebab aku tak mengharap indah dan gemulainya cinta seperti lekuk tubuh kamu nan begitu menggiurkan bagi setiap retina lelaki normal,

kerana terlalu tipis perbedaan kerinduan dan kebencian yang [pernah] membentang di semberawutnya [nan tersusun rapi di Lauh MahfudzNYA] temali takdir ku,


mencoba memahami betapa sukarnya berpegang teguh pada sebuah prinsip sembari  membunuh setiap kuncup rindu nan hendak memekarkan dirinya di hati yang tengah gersang.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun