Pria itu membungkukkan badannya yang jangkung, tanpa melepas kacamata hitamnya, pria itu menatap lurus tepat di kedua mata gadis kecil di depannya.
"Apa yang kau sedihkan puan?"
"Aku tidak menangis, mengapa engkau tahu tuan?"
"Karena semesta telah membisikkan kepadaku, ada seorang puan kecil bermata biru yang ceria namun bintangnya sedang berlalu"
"Bintangku telah berlalu. Ayahku telah pergi kemarin sore dan tak mungkin kembali, ibuku tertangkap pagi ini, oleh para pencium bau surga"
"Apa kau pernah mencium bau surga?"
Gadis kecil itu menggeleng
"Yang aku tahu hanya bau ibuku, dan bau tangan ayah.."
Pria itu mendekat,
"Ketahuilah, itulah bau surga sebenarnya gadis kecil, kaulah yang telah mencium bau surga dan bukan mereka"
"Mereka berteriak soal surga" Gadis itu terisak. "Bahkan ayah dan ibuku pun bersujud menyembah yang sama, ayah ibuku selalu berbicara tentang Tuhan, nama yang selalu mereka teriakkan sambil berkeringat"