"Waktu itu pas tahun baru 2020, kami baru saja pulang dari tahun baruan pas di kabari tetangga kalau rumah kami kebanjiran, ya Allah Gusti..kasur, TV, radio, perabotan semua kampul-kampul, paling parah motor dan mobil kami, mobil entah kemana, hanyut seperti di video whatsapp itu mas.." Sambungnya sambil terisak.
Seluruh hasil kerja kerasnya hilang. Mata saya pun menerawang membayangkan mobil Maria ada di salah satu tumpukan mobil yang ada di video viral tersebut dengan kondisi hancur, tentu saja, mobil tersebut tanpa asuransi.
"Mobil seken" Ujarnya.
Maria pun berpendapat bahwa banjir besar di daerah rumahnya karena pompa bendungan yang tidak berfungsi alias rusak.
"Mungkin tidak pernah di cek mas, sama Pemda kesel saya, bertahun-tahun gak pernah banjir kok sekarang banjir ya mas, apa sih kerja Pemda itu?" Ujarnya geram. Saya hanya bisa menyabarkan.
"Sabar mbak, karena orang sabar jadi komisaris" Kata saya. Maria menatap heran, tapi untungnya tak ambil pusing dengan ucapan saya, mungkin dia tidak paham, Maria sibuk mengelap matanya yang sembab.
Akibat itu semua, saat ini hidup mereka kembali ke titik nol. Suami yang tadinya bisa bekerja dari rumah sambil urus anak ketika Maria berlatih tenis, saat ini tidak lagi. Sang suami harus bekerja keluar rumah, salah satunya dengan menjadi driver ojek online.
Suami sibuk, anak pun tak terurus, rumah tangga Maria menjadi dilematis.
"Maklum mas, biaya hidup semakin sulit, suami juga harus bekerja menafkahi, suami narik Ojol dari subuh sampai lepas isya, ya akhirnya saya yang harus rela tinggalkan tenis demi anak-anak, bagi saya yang penting ridha suami dan tetap bertawakal, lumayan uang pensiun bisa buat modal buat warung kecil-kecilan kan mas" Ujarnya.
Saya tertegun, ternyata kepahitan hidup bisa membuat seseorang itu berhijrah.
"Tenang mas, karena yang setia akan kalah dengan yang selalu ada" Sambungnya menutup pembicaraan sambil mengutip seuntai kalimat di bokong truk, entah apa maksudnya.