Mari kita juga berpikir jernih, berapa banyak rumah tangga yang 'hidup' karena listrik, berapa banyak pendidikan yang bisa dikejar karena listrik. Bahkan berapa banyak peradaban yang berubah karena listrik?
Kenapa batubara yang digunakan? Karena batubara memiliki nilai yang paling ekonomis, stabil, jumlah yang banyak dengan nilai kalor yang tinggi, dibanding dengan gas, angin, air apalagi matahari.Â
Bayangkan di daerah terpencil, dimana tidak ada sumber gas, angin tidak menentu, debit air kecil dan Matahari kadang muncul kadang tidur, tidak ada yang bisa diandalkan kehandalannya selain batubara dan diesel.Â
Sehingga proyek 35.000 MW adalah target prestisius untuk membangun peradaban Indonesia yang selama ini tidak tersentuh. Meskipun saya setuju, isu lingkungan soal batubara belum tuntas.
Saya adalah pendukung garis keras renewable energy atau energi terbarukan, diantaranya penggunaan kayu kaliandra sebagai energi biomassa. Kenapa bukan ini yang disorot oleh aktivis Greenpeace? Tentu, karena isu renewable energy tidak seksis.
Tidak ada yang akan menonton video soal green energy, paling banter 3000-an orang. Beda halnya jika mengaitkan isu lingkungan dengan para elit politik, ditambah mengeluarkan video ini menjelang Pemilu, yang nonton bisa jutaan. Video ini bahkan mungkin bisa mengalahkan Atta Halilintar.
Pembelaan para aktivis ini menjadi lucu bagi saya, mereka berdalih bahwa tidak ada kaitan politik dengan isu lingkungan. Padahal faktanya, video ini viral karena berisi para elit politik. Ditambah dengan timing waktu penayangan yang terkesan disengaja.
Semua elit dibahas, terkesan "diserang", tidak pandang bulu, bahkan yang tidak nyambung sekalipun, terkesan othak-athik-gathuk. Padahal kita semua tahu, tidak ada elit yang betul-betul bersih.Â
Sandiaga dan Prabowo punya pengalaman masuk ke Panama Papers, Sandiaga terkenal punya saham besar di Adaro Energy (pemilik konsesi tambang batubara terbesar), dimana Adaro Energy identik dengan Erick Thohir, timses Jokowi, silahkan googling. Namanya saja para pengusaha, link dan kaitan hubungan saling menguntungkan pasti terjadi.Â
Lalu apakah kita akan golput begitu saja? Sangat disayangkan karena meskipun mereka saling terkait dari sisi bisnis, tapi berbeda soal visi dan misi untuk negara ini. Siapa yang berniat membangun bangsa itulah yang harus kita pilih.Â
Tidak memilih adalah langkah pengecut, tidak berani bertanggung jawab atas pilihan namun tetap mencari makan di negri ini,