Sempat tinggal di negeri Qatar, tepatnya di ibukota Doha pasti meninggalkan kesan tersendiri bagi saya dan keluarga, meskipun gaji masih belum bisa untuk buzzer pilgub DKI tapi setidaknya bisa disyukuri untuk meningkatkan gizi anak dari sekedar ikan asin menjadi ikan kembung.
Hal lain yang berkesan tentunya adalah budaya. Beda negara, beda budaya, adaptasi? Sudah tentu wajib, toh bukankah di Indonesia kita memang dilatih untuk terbiasa saling berbeda? Termasuk dalam bersosial media, di negara lain mana ada yang seperti itu.
Jadi jika anda termasuk yang tidak mau menerima perbedaan di Indonesia ya cari saja passport negara lain, paling tidak anda hanya pusing jika sewaktu-waktu dipanggil jadi Menteri.
Nah, kembali ke Qatar. Qatar adalah negara kaya pemilik cadangan gas bumi terbesar ketiga di dunia dan juga minyak bumi dimana mayoritas pekerjanya adalah expatriat.
Bangga juga disana kami menjadi "bule" meskipun "bule" kawe tiga, dibawah kaum Eropa dan India kasta Vaisya keatas :))
Oya, jangan salah jika warga Indonesia disana cukup di segani, kenapa? Dari gosip yang beredar, orang Indonesia punya keuletan kerja yang khas, jarang mengeluh, hobi lembur sehingga dianggap sebagai bangsa pekerja keras. Hampir dinilai sama dengan bangsa Jepang. Nah lho, bangga juga kan.
"Indonesian people are likes Japaneses, very hard working isn't it?"
"Definitely yes, same in works but different in destiny". Ujar saya, diikuti ngakaknya orang-orang Arab. Tak perlu lebih diperjelas saya rasa, anda pun paham.
Nah, jika Indonesia dikenal karena budaya kerja kerasnya, maka di Qatar ada budaya-budaya baik yang sebetulnya bisa diterapkan di Indonesia, dan itu murah, bahkan no cost.
Ya, memang Qatar banyak mengadopsi beberapa budaya barat, tetapi saya rasa masih lumrah jika Indonesia bisa sedikit berkaca. Toh, meskipun Qatar adalah negara Islam, tetapi mereka fasih menyaring budaya barat yang baik dan bisa diterapkan di negaranya, hasilnya: Wonderful.
1. Budaya Tertib
Ini budaya yang indah di Qatar, tertib adalah salah satu tolak ukur majunya suatu bangsa, dan Qatari (orang asli Qatar) menyebut bahwa budaya tertib bukan dilahirkan, tetapi diciptakan.