Mohon tunggu...
Ryo Ardianzah
Ryo Ardianzah Mohon Tunggu... -

usaha, doa dan keberuntungan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Controlling dan Monitoring di Tripusat Pendidikan Saat Ini

27 Mei 2014   03:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:04 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

SISTEM CONTROLLING DAN MONITORING

DI TRIPUSAT PENDIDIKAN SAAT INI

Sistem adalah satu keseluruhan dari sejumlah komponen yang saling saling berhubungan secara teratur dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Controlling menurut George R. Terry yaitu proses untuk mengamati secara terus-menerus (berkesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi.

Monitoring menurut Siagian adalah sebagai proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjalin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tentukan sebelumnya.

Sistem Controlling dan Monitoring di Tripusat Pendidikan yaitu Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat di zaman ini sangatlah lemah dan ini dibuktikan dengan banyaknya kasus pelecehan seksual, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perkelahian dan lain sebagainya. Sistem Controlling dan Monitoring yang lemah yang dilakukan setiap orang dalam keluarga, sekolah dan masyarakatlah yang membuat peristiwa-peristiwa tersebut hampir terjadi setiap hari dan dapat menimpa siapa saja tanpa pandang bulu.

Kita pasti sering melihat dan mendengar berita-berita di televisi yang menggegerkan semua orang yaitu kasus sodomi yang dilakukan petugas cleaning service terhadap siswa dari TK Jakarta Internasional School (JIS) di toilet TK dan seorang guru yang menyodomi ratusan siswanya. Itu merupakan kelemahan dari sistem pengawasan pada sekolah itu yang mana disekolah tersebut tidak terdapat atau tidak banyak menggunakan CCTV disetiap kelas dan di sudut ruangan sekolah terutama di toilet sekolah tersebut. Kasus video mesum yang dilakukan siswa dan siswi SMP 4 Jakarta di ruang kelas seharusnya menyadarkan setiap orang dalam sekolah itu bagaimana mereka harus melakukan pengontrolan di setiap ruangan saat pulang sekolah atau bahkan jika ada event di sekolah tersebut. Tetapi sistem controlling dan monitoring yang dilupakan sekolah saat ini adalah ketika siswa tersebut sudah berada di luar sekolah. Sekolah merasa tidak bertanggung jawab lagi terhadap siswa yang merokok, tawuran, narkoba, mabuk-mabukan, bolos sekolah untuk bermain game online padahal siswa itu masih menggunakan seragam sekolah tersebut.

Sistem controlling dan monitoring yang dilakukan keluargalah yang paling berperan utama dalam pembentukan karakter, sikap dan pergaulan dari seorang anak. Orangtua zaman sekarang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, terlalu membebaskan pergaulan yang dilakukan anaknya di rumah maupun diluar rumah dan cenderung membolehkan apa saja yang diinginkan oleh anak-anak mereka. Dari perilaku tersebut maka sering terjadi pemakaian narkoba, mabuk-mabukan, merokok, hamil diluar nikah, dan balapan liar. Itu semua karena sistem controlling dan monitoring yang dilakukan setiap anggota keluarga sangatlah lemah, dan sikap cuek atau tidak mau tahu terhadap aktivitas setiap anggota keluarga mereka.

Kasus pemerkosaan, pencurian, dan penculikan yang terjadi di lingkungan masyarakat kita saat ini sangatlah banyak. Sistem controlling dan monitoring yang dilakukan setiap orang dalam masyarakat baik dari petugas siskamling maupun satpam sangatlah lemah. Hal ini diperparah dengan sikap setiap orang yang cuek dan tidak tahu siapa tetangga mereka. Orang dewasa seharusnya mengawasi dan mengontrol perilaku/pergaulan anak-anak kecil di lingkungan itu bukan malah mengajarkan anak-anak kecil itu perilaku yang negatif seperti merokok dan lain-lain.

Solusi dari permasalahan-permasalahan lemahnya sistem controlling dan monitoring tersebut yaitu dengan memasang alat CCTV di setiap ruang kelas dan di sudut ruangan, dengan melakukan pengecekan ruang kelas sehabis dipakai, dan membangun sikap guru maupun karyawan lain untuk menegur siswanya jika melakukan tindakan negatif di luar sekolah. Orangtua seharusnya meluangkan sedikit waktunya untuk berkumpul dan berbincang-bincang dengan anak mereka, orangtua harus mengetahui pergaulan dan setiap teman anaknya di sekolah, di rumah maupun di luar rumah. Anak tersebut seharusnya juga memperkenalkan teman maupun pacar mereka kepada orangtuanya. Masyarakat seharusnya membangun sikap peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya, misalnya dengan melakukan siskamling, mengontrol setiap rumah maupun tempat-tempat kosong yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka. Lingkungan masyarakat juga harus menciptakan perilaku yang positif bukan negatif melalui kegiatan kerja bakti, mengikuti organisasi Karang Taruna, tidak merokok sehingga anak-anak yang berada di lingkungan itu berperilaku positif juga bukan negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun