Hampir setiap atlet pernah menggunakan obat- obatan untuk menunjang peningkatan prestasinya. Baik mungkin obat biasa untuk meringankan rasa sakit, vitamin, sampai obat terlarang seperti doping. Karena itulah semua atlet yang menjadi pemenang dalam suatu kompetisi Olahraga harus menjalani tes doping.
Pada tahun 1988 pelari tercepat di dunia terpaksa mengembalikan medali emasnya pada Olimpiade yang diadakan di Seoul setelah melakukan cek doping. Jika kita menguak kembali prestasi dan perjalanan karir para atlet ke belakang, makin banyaklah daftar nama atlet terkenal yang terlibat Doping dan berakhir dengan sanksi. Seperti halnya yang dialami oleh para atlet yang mengikuti SEA GAMES 2010 tahun lalu. Total atlet yang terbukti menggunakan obat terlarang dalam acara olahraga multi even yang diadakan di China tahun lalu berjumlah empat orang, yakni peraih medali perak dari Qatar dan atlet dari kawasan Palestina pegulat Uzbekistan dan atlet judo Uzbekistan.
Ahmed Dheeb dari Qatar, yang meraih medali perak pada nomor lempar cakram putera, dites positif menggunakan alat perangsang "exogenous testosterone", yang digambarkan OCA (Dewan Olimpiade Asia) sebagai "indikasi substansi dilarang bersifat anabolik. Atlet dari Palestina Awajna Abdalnasser yang ambil bagian pada nomor 800 meter putera juga telah dites dan positif menggunakan "norandrosterone", zat lain bersifat anabolik. Kedua atlet tersebut didiskualifikasi dan untuk Ahmed Dheeb juga dicabut medalinya.
Bantahan atlet ataupun pembelaan dari para offisialpun tak dapat melindungi seorang atlet dari jeratan hukum berdasarkan hasil pemeriksaan tes doping yang telah dilakukan. Namun itulah konsekuensi yang harus dijalani bagi para atlet yang terbukti menggunakan doping. Tidak berhenti disitu saja, jika seorang olahragawan dicurigai dan pada pemeriksaan benar-benar terbukti menggunakan Doping, maka dialah yang akan menjadi terdakwa utama, kambing paling hitam dari kambing-kambing hitam lain yang mungkin ikut berperan namun luput dari jeratan sanksi. Atau, tak jarang pula olahragawan tersebut memang pengguna Doping sejati yang merancangnya secara sistematis demi sebuah prestasi.
Walau kita tak tahu pasti alasan mengapa mereka menggunakan cara tersebut, kita bisa menduga bahwa Prestasi, Gengsi, Ambisi, Bonus, Uang, Ketenaran, hiruk pikuk tepukan tangan, sorak sorai dan puja puji adalah jawaban mengapa seorang atlet menggunakan Doping. Bisa jadi pula atlet hanyalah alat dari ambisi terselubung sebuah institusi induk organisasi, atau siapapun yang berada di balik layar, atau bahkan sebuah negara. Siapa yang dapat mengetahuinya ?
Banyak negara yang menjadikan olahraga bak sebuah industri, yang melibatkan uang, melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Di sisi lain, memanglah hal itu menjadikan sajian olahraga menjadi makin menarik, penuh pesona, mampu menyedot perhatian berjuta pasang mata, menciptakan kelompok-kelompok para fans, dan tentunya menggugah histeria. Namun tak jarang juga memicu pertengkaran, perkelahian bahkan hingga merenggut nyawa.
Untuk itulah para olahragawan (dan para ofisial) dituntut selalu tampil prima untuk meraih impian, kemenangan dan prestasi.
Tak ada yang salah ketika kemenangan, gengsi dan prestasi dikumandangkan. Namun upaya ke arah itu sepantasnya menggunakan cara-cara yang jujur dengan menjunjung tinggi nilai sportivitas sebagai nilai teguh dalam Olahraga itu sendiri. Tentu dengan latihan tekun, teratur, terukur, sistematis dengan memanfaatkan teknologi terkini sejauh tidak melanggar ketentuan Induk Organisai Olahraga dan tidak merugikan kesehatan.
Di tahun 2011 ini SEA GAMES sebagai ajang adu prestasi olahraga multi event di Asia Tenggara digelar di Jakarta dan Palembang. Seperti halnya SEA GAMES terdahulu dalam SEA GAMES kali ini setiap atlet juga akan menjalani pemeriksaan tes doping. Untuk itu dalam acara SEA GAMES kali ini telah dikerahkan sekitar 600 penguji yang akan memeriksa atlet untuk check doping. 600 petugas yang akan membantu menyukseskan kejuaraan terbesar di Asia Tenggara itu akan dibagi masing-masing 300 petugas untuk di Jakarta dan 300 di Palembang.
Dengan perolehan umum yang dicapai Indonesia dengan lebih dari 140 medali emas, 112 perak , dan 103 perunggu membuktikan bahwa Indonesia pada tahun ini mengalami banyak perkembangan yang signifikan di kejuaraan SEA GAMES kali ini. Semoga para atlet yang berpartisipasi dalam acara ini dapat menjunjung tinggi jiwa sportivitas dan benar- benar menggunakan kemampuan yang dimiliki sepenuhnya tanpa menggunakan doping atau hal berbahanya lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H