Pagi itu dengan naik KRL kami memantapkan diri untuk mengunjungi 3 musem dan 2 taman di Jakarta. Berbekal info dari internet, kami turun di St.CIkini lalu berjalan kaki sekitar 30 Menit menuju Museum MH.Thamrin. Dengan menyusuri jalan di samping sungai dan masuk ke daerah tempat tinggal akhirnya sampailah di museum tersebut. Museumnya terawat hanya sepi pengunjung, mungkin karena letaknya yang tidak strategis karena jalan masuk dari pasar dan koleksinya pun tidak banyak. Berdasarkan obrolan dengan penjaga museum, pengunjung hanya mencapai sekitar 15-20 per hari, bahkan terkadang tidak ada sama sekali.Â
Oleh karena itu, disaat kami selesai mengisi buku tamu, kami sempat diminta berfoto dengan alasan untuk laporan kepada atasan. Ada quote yang menarin yang terpajang di museum tersebut, yaitu "Setiap Pemerintah harus mendekati kemauan rakyat. Inilah sepatutnya dan harus menjadi dasar untuk memerintah. Pemerintah yang tidak memperdulikan kemauan rakyat tidak akan bisa mengambil aturan yang sesuai dengan perasaan rakyat".
Selanjutkan kami berjalan kaki (lagi) ke Museum Sumpah Pemuda yang ditempuh selama 30 menit. Rutenya tidak semembingungkan dibandingkan dari museum sebelumnya. Mungkin karena sedang hari mengunjungi museum, disana lebih ramai oleh anak sekolah. Banyak quote yang dipajang dan juga peran pemuda dalam kemerdekaan. Museum ini sangat baik jika dikunjungi sehingga kita lebih memaknai sejarah bangsa. Kondisi museum baik, hanya di bagian belakang yang berisi tentang pramuka yang tampak tidak terawat seperti koleksi di gedung utama.
Selepas dari sana, kami menaiki ojek online menuju museum terakhir: Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang letaknya di Menteng, dekat dengan Taman Suropati. Museum ini ada 2 lantai, lantai pertama berisi meja, kursi, mesin tik, piano, dan juga foto tokoh-tokoh BPUPKI yang diundang sebelum 17 Agustus 1945. Dilantai 2 terdapat beberapa gambar yang menceritakan masa-masa perang setelah kemerdekaan. Untuk adik saya yang masih duduk di kelas 3 SMP, berkunjungnya dia ke museum ini dimanfaatkan untuk semakin mengingatkan pelajaran sejarah. Oh ya, sudah disediakan pula tab yang menanyangkan dokumentasi dari mulai malam perumusan kemerdekaan hingga saat kemerdekaan di nyatakan.
Ternyata kami masih bisa hemat jalan-jalan di Jakarta tergantung dari lokasi yang dituju. Jakarta memiliki begitu banyak museum, dengan tiket masuk yang murah dan juga ternyata kami mampu berjalan kaki sejauh itu. Yah, ini juga salah satu alasan karena salah satu artikel di koran yang menyatakan bangsa Indonesia termasuk malas berjalan kaki. Tapi terlepas dari itu semua, mari kita kunjungi tempat-tempat wisata lainnya di Jakarta selain, mall, dufan, dan tmii.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H