Mohon tunggu...
Ryfqie Whae
Ryfqie Whae Mohon Tunggu... Freelancer - lulusan S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang memilih menjadi IRT, bekerja dan berkarya dari rumah

bukan pecundang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alat Vitalku .... (Tak Terjamah)

26 November 2013   22:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:38 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulit sekali rasanya membuka mata yang sekian lama terpejam. Pukul 06.00 , kurasa masih terlalu pagi untuk beranjak dari istana terindah, dan masih ingin melanjutkan keintiman dengan teman malam. Pandanganku masih saja buram, belum ada kesiapan untuk kembali menelanjangi dunia. Namun kesadaranku mulai terisi penuh , saat pikiran perlahan memastikan, kalau hari ini aku bukan lagi anak ingusan. Harus ku tanggalkan baju kebesaranku, Abu-abu putih, dan tak lagi mau berdandan ala kadarnya.

"Mahasiswa". Itu sebutan untukku dan sejumlah orang yang sekarang ini memenuhi area kampus. Sedikit canggung, tapi tak jadi masalah. Sekarang pun bisa membusungkan dada, karena sudah ada embel-embel "maha" , didepan kata "siswa". Tak cukup disitu. Rasa-rasanya, attitude pun juga harus dirubah. Berfikir kedepan, berperilaku selayaknya mahasiswa, harus diutamakan. Perlahan tapi pasti, mindset mulai berubah, mulai sedikit peka.

Awalnya, semua baik-baik saja. Semua dirasa sudah lebih dari cukup. Tapi sepertinya kali ini, pepatah yang mengatakan "rumput tetangga lebih hijau", lambat laun kian terbukti. Setelah sekian lama membutakan mata, telinga yang mulai tuli .. yang ternyata berimbas pada mulut yang kian membisu, rumput tetangga dirasa semakin hijau, dan semakin menggoda. Dari situ, muncul lah pertanyaan-pertanyaan , sekaligus rasa ketidakadilan. Soal biaya, semua mengeluarkan biaya yang sama. Tapi kenapa kelas tetangga mendapatkan rumput (fasilitas) yang lebih hijau, sedangkan kelas dimana aku belajar, bahkan sama sekali gersang, tak ada fasilitas yang memadai. Merasa dianak tirikan????? Iya, sudah pasti. Tapi keadaan yang sudah pasti merugikan mahasiswa ini, tak membuat pihak kampus bergeming sedikit pun. Dan mahasiswa, tk kunjung mendapat kepastian juga.

Seringkali kekecewaan, kemarahan yang sudah menumpuk, melunturkan semangat. Tapi berulang kali pula, kita (mhasiswa) mencoba bangkit, memperjuangkan haknya. Apa yang diinginkan saat ini, sejatinya bukanlah hal-hal yang muluk. Hanya meminta hak, bukan yang lain. Ibarat tubuh, jika alat-alat vital sudah tidak berfungsi dengan baik, bahkan tidak ada sama sekali, bagaimana tubuh akan bisa melanjutkan hidup????

Hanya satu harapan yang terisa. Suatu saat, alat vital (fasilitas) itu, bisa terjamah oleh kita (mahasiswa).

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun