Mohon tunggu...
Ryend Zumaroh
Ryend Zumaroh Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

"Defending the Truth"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Perempuan Jawa

24 Juli 2012   13:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:41 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13431406981389167739

[caption id="attachment_202404" align="aligncenter" width="518" caption="Ilustrasi/ Admin (Kompasiana)"][/caption]

Perempuan jawa,

Ketika aku saksikan aliran keringatmu mengalir deras

Betapa puisimu terdengar menyedihkan

Tentang luka yang perih

Melanjutkan perjuangan di perantauan.

Tiada pernah mengenal lelah dan kata menyerah.

Dalam sadar dan tiada menyadari,

Kapal kita telah merapat dalam barisan anak rantau.

Perempuan jawa,

Ketika kau ingin melepas keperihan

Betapa dalam riangmu, beribu kerinduan tertimbun

Rasa kehilangan tertahan penuh pengharapan

Mengukir satu waktu dan kita menyatu dalam pertemuan.

Dan aroma pegunungan semakin menyejukkan.

Perempuan jawa,

Ketika kau ingin melepas keperihan

Betapa dalam riangmu, beribu kerinduan tertimbun

Namun tak kuasalah jua mengadakan pertemuan

Entah sebab apa?

Selalu tak kuasa

Dan memilih suasana yang perih

Suasana yang menampung sejuta kenangan

Maka tumpahlah air mata

Mengenang kampung halaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun