Mohon tunggu...
Ryend Zumaroh
Ryend Zumaroh Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

"Defending the Truth"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manisnya Kerinduan

25 Juli 2012   09:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Beri aku satu tanda

Benarkah?

Bahwa manisnya kerinduan harus ku tebus dengan duka lara.

Betapa setiap kerinduan adalah perjalanan

Dan dirimu adalah dunianya

Dunia bagi kerinduanku

Dunia bagi pengembaraan ketersakitanku

Ingin aku sampaikan

Padamu yang selalu menggetarkan hatiku

Aku gemetar dan tersiksa mendambamu

Aku lelah menjelajahi duniamu

Namun manisnya kerinduan

Menghapus relung ketidakberdayaan

Dan segala keindahan terpedaya di dalamnya

Adakah kau pernah mengerti

Bahwa pengembaraanku

Semata aku ingin menjadi bagian dari mimpi-mimpimu.

Karena didalamnya segala keindahan kau perjuangkan

Adakah perjalananku adalah bagian dari mimpi-mimpimu?

Sebuah perjalanan yang harus aku tebus dengan duka lara

Pada kerinduan aku titipkan segala getaran

Untuk membukakan ruang pengabdian bagi pengembaraanku


Pada mimpimu

Adalah pergulatan abadi antara duka lara dan manisnya kerinduan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun