Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita ke Kafe

2 Februari 2025   09:43 Diperbarui: 2 Februari 2025   09:38 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar : Sebuah Kafe yang Tenang)(Sumber : Pinterest)

Seorang gadis tengah bersiap-siap di depan meja riasnya. Setelah mengoleskan sunscreen yang ditimpa oleh bedak di wajahnya, dia mengenakan kerudung instan berwarna merah maroon. Usai meyakinkan dirinya di depan cermin dengan senyum yang merekah di bibirnya, dia beranjak pergi dengan memikul tas punggung kecil yang dipadukan dengan sepatu sandal yang nyaman.

Sedari kemarin, Uci sudah tidak merasa sabar untuk pergi ke kafe terdekat bersama sahabatnya. Sebenarnya, beberapa kali Uci sudah mengunjungi kafe-kafe yang letaknya berada di luar kota bersama kedua orang tuanya. Namun, suatu ketika saat dia sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, Uci mendapati pesan singkat dari Nida, sahabatnya yang jarak rumahnya hanya lima langkah dari rumah, mengirimkan pesan ajakan untuk ke kafe. Dengan senang hati, Uci membalas pesan tersebut yang mengiyakan ajakan Nida ke sana.

Uci mengunci semua pintu rumahnya sebelum pergi ke sebuah rumah sederhana yang berada di depannya. Begitu masuk, Uci mendapati Nida tengah bersiap-siap dengan tas selempang dan mengoleskan handbody di beberapa area tubuhnya. Setelah berpamitan dengan kedua orang tua Nida, mereka berdua langsung berangkat ke tempat tujuan. "Akhirnya, setelah beberapa bulan kita saling sibuk sama kegiatan masing-masing, kesampaian juga jalan bareng," ujar Uci sambil terkekeh kecil.

Nida mengangguk, mengiyakan ucapan Uci. "Bener banget, Ci! Aku sibuk kerja di PT, sedangkan kamu sibuk sekolah. Makanya aku ajak kamu biar sama-sama bisa refreshing bentar," katanya sambil menoleh sekali pada Uci yang berjalan di sampingnya.

Sebenarnya, Uci memberi usul kepada Nida agar mereka berangkat ke sana dengan memesan taksi online melalui aplikasi. Tetapi, Nida menyarankan padanya agar mereka naik kendaraan umum saja, supaya lebih hemat ongkos dan berhubung jaraknya yang tidak terlalu jauh hingga ke kota sebelah. Uci pun menerima saran dari Nida.

Setelah menempuh waktu perjalanan selama kurang lebih lima belas menit, akhirnya mereka tiba di depan kafe. "Kafe Jingga," Uci membaca papan nama kafe tersebut sembari mendongak. Untungnya cuaca sedang berawan sehingga tidak menyilaukan pandangan Uci.

Begitu mereka berdua membuka pintu kafe dengan kata open yang menggantung, sebuah suara yang terdengar ramah keluar dari seorang pelayan kafe pria. "Selamat datang di Kafe Jingga," yang diangguki oleh Uci yang ragu-ragu.

Sejenak, Uci dan Nida saling berpandangan. Pasalnya, mereka berdua baru pertama kali memasuki sebuah kafe, hanya berdua. Melihat mereka berdua kebingungan, seorang pelayan yang lain memandu mereka untuk mencari tempat duduk, dan menunggu sebentar unttuk diambilkan daftar menu. Uci dan Nida menurut, lalu menempati sebuah tempat duduk dengan salah satu tempatnya merupakan sebuah sofa panjang hingga memenuhi empat meja. Mereka berdua memilih untuk duduk beriringan di sofa yang cukup empuk.

Tidak lama kemudian, seorang pelayan yang lain membawakan daftar menu lengkap dengan pulpen dan selembar kertas untuk menuliskan menu yang dipilih, lalu meninggalkan mereka berdua untuk memberi waktu memilih menu. "Hmm, aku jamur crispy aja deh! Minumannya, aku Java Mocha Frappe," sambil berkata demikian, Uci menuliskan menu yang dipilih di atas kertas tersebut.

"Kalau aku pengin nyoba es teh dan nugget ayamnya aja. Maklum, lagi pengin hemat," ujar Nida setelah Uci menyerahkan pulpen dan kertas untuk mencatat pesanan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun