Mohon tunggu...
ryendazo
ryendazo Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang biasa yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jomblo itu Menyenangkan!

23 November 2024   14:33 Diperbarui: 23 November 2024   14:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kantin sekolah yang penuh dengan murid-murid yang sudah seperti cacing kepanasan, terlihat dua orang siswi di meja paling pojok sedang berbincang dengan tenang. Itu tidak bertahan lama hingga salah satu dari mereka berdua berkata,"Ish, sebel banget deh!"

Putri yang hendak menyuap soto ke mulutnya jadi tertahan karena tiba-tiba teman sebangkunya itu mulai menggerutu. "Kenapa, Widia? Siang bolong gini malah marah-marah," tanya Putri yang diakhiri dengan komentar.

Widia memutar matanya malas sambil mendecak. "Pacarku, nih, dihubungi dari kemarin nggak juga dibales. Setidaknya dibaca kek, biar aku nggak marah-marah kayak gini!"

Putri hanya manggut-manggut ketika Widia berkeluh kesah kepada pacarnya yang sudah menjalani hubungan hampir setengah tahun itu. Dia melihat hubungan mereka bagaikan sepucuk surat dan perangko yang saling menempel satu sama lain. Tidak bisa dipungkiri, sebagian besar teman sekelasnya sudah punya pacar, baik sekelas, luar kelas bahkan luar sekolah. Tidak seperti temannya kebanyakan, Putri justru menganggap kalau pacaran itu buang-buang waktu dan tenaga. Bahkan dia sama sekali tidak kepikiran untuk punya pacar, karena sudah terlena dengan ketampanan karakter fiksi yang ada di anime-anime yang sudah pernah ditontonnya.

Tidak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Jam pelajaran kesekian pun dimulai dengan ekspresi para murid yang tidak bersemangat, meskipun sudah mengisi bahan bakar mereka. Pak Rojai tengah menerangkan materi dengan semangat tentang bahayanya seseorang yang mendekati zina, contohnya seperti pacaran. Beberapa murid saling tuduh yang beberapa diantaranya sudah punya pacar. Putri juga melirik teman sebangkunya yang malah ketiduran dengan membenamkan kepalanya di atas meja.

"Anak-anak, zina itu hukumnya dosa besar! Sebagaimana yang sudah diterangkan pada surah Al-Isra ayat 37 tentang larangan zina. Sehingga, sebisa mungkin harus kita hindari dengan cara mengisi waktu dengan hal-hal yang positif. Misalnya, mengaji, mengikuti kajian-kajian islami, belajar dengan rajin, dan lain-lain," ujar Pak Rojai. Para murid pun manggut-manggut mendengarnya.

Sepulang sekolah, Putri bersama Widia memutuskan untuk mampir di toserba dekat sekolahnya. Di sana, mereka membeli alat tulis dan Widia yang membeli kertas kado untuk ulang tahun pacarnya. Putri pun hanya geleng-geleng kepala sendiri melihat temannya sangat niat untuk membelikan kado.

Namun, setelah mereka membayar semua belanjaan, mereka keluar dari toko. Namun di tengah perjalanan pulang, Putri dan Widia melihat Farin yang sedang bergandengan tangan dengan perempuan lain. Sontak, Widia bergegas menghampiri lalu langsung menampar pacarnya dengan keras. Mereka jadi bahan tontonan warga sekitar, bahkan ada yang merekam momen tersebut. Tidak ingin membuat masalah menjadi panjang, Putri melerai mereka berdua. Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk putus saat itu juga.

Setelah itu, Widia jadi patah hati karena putus hubungan dengan pacarnya tersebut. Putri pun hanya bisa memaklumi kondisi temannya tersebut. Akan tetapi, demi mengembalikan suasana hati Widia, dia mengajak teman baiknya itu untuk jalan-jalan di akhir pekan yang bertempat di kota sebelah. Mereka pun menonton bioskop di sebuah mall, dan saat mereka menunggu pesanan makan siang di sebuah restoran cepat saji, Putri pun berkata, "Lihat 'kan? Kamu masih bisa bersenang-senang tanpa kehadiran seorang pacar. Tenang, jodoh nggak akan kemana! Nanti ada masanya kamu mencari jodoh dan menikah dengan jodohmu itu. Insya Allah, Allah dan kedua orang tua kamu merestui hubungan kalian nanti. Mengerti?"

Widia mengangguk sambil tersenyum lebar kepada temannya tersebut. Di dalam hati, Putri juga bersyukur menjadi seorang jomblo untuk saat ini. Dengan begitu, tidak ada yang mengekang dirinya dan harus patuh dengan satu orang.

Intinya, jomblo itu menyenangkan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun