Mohon tunggu...
Hani Yamashita
Hani Yamashita Mohon Tunggu... -

Penulis buku " Japan Aftershock, Kisah-kisah Berani Menghadapi Tsunami" bersama Junanto Herdiawan. Buku kedua, Aishiteimasu. Tinggal di Jepang. Kumpulan artikel sendiri dapat di baca\r\nhttp://oeng34.blogspot.jp/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Vending Machine Paspor di KBRI Tokyo

24 Mei 2014   14:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:10 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Displaying DSC_3867.JPG

" Birokrasi". Satu kata saja, mengurus administrasi yang  identik dengan segala hal yang berimage tak baik.  Apalagi kalau soal pengurusan KTP, paspor, surat-surat yang berhubungan dengan pemerintahan. Itu image negatif yang tertanam  di sebagian besar rakyat Indonesia, tak terkecuali saya.  Jauh hari, saya sudah malas memikirkan pengurusan perpanjangan paspor di KBRI Tokyo. Teringat pengurusan paspor yang sebelumnya cukup " alot", walaupun akhirnya " goal" juga. Kali ini benar-benar saya persiapkan jauh hari. Sedetail mungkin agar tidak ada kekurangan persyaratan pengajuan perpanjangan paspor.  Semua dikerjakan sendiri. Syarat yang dibutuhkan pun lengkap sudah ! Mulai dari bukti domisili, akta lahir, akta nikah/cerai, surat keterangan kerja, bahkan foto terbaru ukuran 3x4 cm plus download formulir permohonan S.P. R.I pun saya siapkan. Silakan lihat lebih lengkapnya di website KBRI Tokyo, http://kbritokyo.jp/layanan-publik/layanan-wni/persyaratan-permohonan-paspor-ri/ Dalam benak saya, butuh waktu 3-4 jam untuk penyelesaian semuanya, termasuk antri. Sesuai rencana, tanggal 19 Mei adalah hari yang tepat untuk mengurus paspor. Bukan hari libur, pastinya hari kerja. Hari cerah sesuai ramalan cuaca, tak perlu kuatir hujan. Ijin untuk " terlambat" datang kerja pun sudah saya kantongi. Beres sudah ! Anak-anak pun sudah saya beritahu jauh hari rencana saya untuk mengurus paspor. Jaga-jaga kalau saya terlambat pulang. Tepat pukul 9:50 pagi, saya tiba di stasiun Gotanda. Bergegas keluar dan berjalan kaki menuju KBRI- Tokyo. Tak jauh, jalan kaki sekitar 15 menit saja. Tiba di luar terlihat seorang resepsionis cantik sedang sibuk melayani pasangan suami isteri yang mengembalikan pin tanda berkunjung. Sembari menunggu giliran, saya amati situasi sekitar. Melihat orang berlalu lalang. Setelah mendapatkan pin, saya di persilahkan masuk ke kantor sebelah kanan. Saatnya mengurus dokumen. Tak ada yang berubah, masih sama dengan beberapa tahun yang lalu. Box foto pun sama letaknya. Beberapa orang telah hadir dan sibuk mengisi formulir. Sebuah loket sebelah kiri menarik perhatianku. Seorang petugas dengan ramahnya segera berdiri dan bertanya dengan bahasa Jepang. Oh, ternyata saya salah menghampiri loket. Seharusnya, loket utama yang berada tepat di tengah ruangan. Hmm, heran juga saya ditegur dengan bahasa Jepang dan bukan bahasa Indonesia. Sosok petugas bertubuh besar terlihat sedang sibuk menelpon. Pastinya hari yang sibuk. Saya menunggu hingga beliau selesai dengan pembicaraan di telpon. Begitu selesai, tanpa sempat duduk. Beliau dengan lincah segera berjalan menuju loket depan. Tubuhnya yang besar tak mengurangi kelincahannya untuk segera merespon pengunjung yang membutuhkan informasi. " Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu? " " Oh, bu Hani. apa kabar?", tegurnya dengan nada ramah. "Selamat pagi, pak Darus. Iya, pengurusan perpanjangan paspor. Sebelum habis masa berlakunya, saya segera kemari untuk mengurusnya". Pak Darus dengan sigap menjelaskan hal-hal yang penting tentang pengisian formulir. Ada 3 formulir yang harus saya isi. Coretan pulpen hitam, menandakan saya tak perlu mengisi bagian tersebut. Pening melihatnya. Pengisian butuh waktu cukup lama karena sesekali saya harus " menyontek" dari paspor lama dan identitas diri lainnya. Kulirik jam di tangan, pengisian formulir butuh waktu 15 menit. Setelah selesai pengisian formulir, saya segera kembali ke loket utama. Pak Darus kembali menerangkannya dengan ramah. Foto diri harus di tempel pada formulir permohonan. Hal yang mengejutkan, saat pak Darus menerangkan tentang tata cara pembayaran. " Bu Hani, pembayaran administrasi dilakukan tersendiri ya. Dari sini juga kelihatan. Dekat pintu keluar ada satu mesin pembayaran. Pencet tombol nomor 1 ya. Kalau sudah selesai, bisa kembali kemari" Sesaat saya masih bingung. Tak salah dengar pendengaranku. Maksudnya? Yang terima uang administrasi siapa? bukannya dahulu ada petugas yang terima uang pembayaran. Saat itu, petugas penerima sedikit kerepotan karena saya hanya ada uang "besar" 10.000 yen. Saya lupa menyiapkan uang pas. Jadilah saya menunggu cukup lama. Hari ini sudah saya persiapkan uang administrasi dengan teliti. Tiga lembar uang seribu yen. Dokumentasi milik pribadi. Sedikit linglung, saya berjalan mengikuti petunjuk. Sebuah mesin otomatis terpampang tepat di depan. Sebuah kejutan yang menyenangkan ! layaknya membeli minuman ringan , soft drink, ternyata KBRI pun ada juga pembayaran dengan vending machine. Mungkin juga telah dilakukan beberapa tahun yang lalu, 2 tahun yang lalu. Entahlah ! Satu hal yang pasti, saya sangat mengapresiasi cara pembayaran dengan vending machine ini. Segala sesuatunya " terang benderang", apa adanya. Hal yang sangat bagus, semoga bisa di terapkan di Tanah Air. Pembayaran dengan vending machine ini sedikit banyak bisa mengatasi banyak masalah " korupsi". Bukti pembayaran tertera dengan jelas, apa adanya. Hal ini bisa mengurangi kongkalikong yang banyak terjadi saat pengurusan administasi di kantor pemerintahan. Dari segi waktu, lebih cepat, praktis tentunya. Hal lain, vending machine ini menimbulkan rasa nyaman dan percaya bahwa uang administrasi yang saya bayarkan adalah benar-benar masuk ke kas negara dan bukan masuk ke "kantong lain". Perubahan yang bagus.  Indonesia pun mampu kalau mau berubah. Administrasi yang bagus dan teratur, bersih, adalah salah satu ciri negara maju. Tak ada negara maju dengan administrasi yang amburadul dan " gelap gulita" penuh dengan korupsi. Majulah selalu Indonesia ! Negara lain bisa, tentunya Indonesia pun bisa ! Pelayanan yang ramah, sigap dan bersih, ternyata mampu menghapus kesan negatif saya. Perubahan yang positif ! Tak Terasa pengurusan perpanjangan paspor hanya butuh waktu 45 menit saja. Seandainya saya lebih sigap mengisikan lembaran formulir mungkin hanya butuh waktu kurang dari 30 menit saja. Bravo untuk KBRI Tokyo ! Saya acungkan jempol untuk pengurusan yang bagus. Tepat 3 hari saya menerima paspor baru dan paspor lama, dalam satu paket yang dikirim per pos. Tepat waktu, dan semuanya pun sudah terkomputerisasi,  tak di temukan lagi tulisan tangan di bagian paspor. Kemajuan yang pesat ! Salam, Hani Yamashita

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun