Mohon tunggu...
Hani Yamashita
Hani Yamashita Mohon Tunggu... -

Penulis buku " Japan Aftershock, Kisah-kisah Berani Menghadapi Tsunami" bersama Junanto Herdiawan. Buku kedua, Aishiteimasu. Tinggal di Jepang. Kumpulan artikel sendiri dapat di baca\r\nhttp://oeng34.blogspot.jp/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Acara "Little Tokyo Ennichisai Blok M 2014" Terakhir Kali Diselenggarakan karena Tak Mampu Bayar Suap!

10 Juni 2014   02:33 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:28 2712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul yang tendensius bukan? Memang itu tujuan penulisan artikel. Satu kata, SUAP. Hal itu juga yang saya pikirkan saat membaca sebuah artikel dan pengakuan menyedihkan dari seorang ketua pelaksana acara "Little Tokyo Ennichisai Blok M 2014", Daisei Takeya. Acara ini sebenarnya merupakan acara perkenalan kebudayaan Jepang di Jakarta dan sudah diadakan sejak tahun 2010. Festival tahunan. Konon pengunjung tahun ini membeludak hingga 200.000. Jumlah yang sangat menggiurkan tentunya. Bayangkan berapa banyak uang yang mengalir, itu tentunya bisa bikin orang bermata " hijau". Sebuah artikel berjudul " Acara Little Tokyo Ennichisai Blok M Dihentikan dan Tidak ada Lagi", per tanggal 8 Juni 2014 (Silakan klik di sini). Semakin dibaca, semakin heran benak pikiranku. Lho, masih ada ya kejadian suap, pungli, sogokan, uang haram, uang panas? Sebelumnya saya cukup yakin bahwa kondisi Indonesia semakin membaik terutama untuk hal-hal pungli dan suap sejak Pak Jokowi dan Pak Ahok menjabat sebagai Guberner dan Wakil Gubernur di ibu kota negara Indonesia. Apakah hal yang terjadi pada "Acara Little Tokyo Ennichisai Blok M 2014" tidak termasuk kategori pungli dan suap ya? Mungkinkah disebut sumbangan sukarela? Tetapi seandainya sumbangan sukarela, kenapa penyumbangnya berkeluh kesah merasa dimanfaatkan? Pastinya sesuatu yang memberatkan dan layak dikategorikan sebagai pungli, suap! [caption id="" align="aligncenter" width="555" caption="sumber: http://todaynippon.com/event/3503"][/caption] Silakan baca di sini curahan hati dari Daisei Takeya, ketua pelaksana acara (sumber facebook Daisei Takeya dan telah diterjemahkan). Satu minggu telah berlalu dan perayaan Ennichisai yang ke-5 pun telah berakhir. Saat melihat video tentang Ennichisai di Youtube, sepertinya kami para panitia dan volunteer kembali berhasil membuat acara yang sukses. Saya ingin berterima kasih kepada orang-orang yang sudah mendukung dan bekerja sama dari awal. Meski banyak fitnah ataupun masalah, kita tetap bertahan sampai akhir, dan telah menjadikan acara ini sebagai acara yang diakui oleh banyak orang. ‘Sebenarnya saya memiliki niat baik dan bermaksud untuk memberikan konstribusi kepada Blok M, tetapi saya sangat dipersulit dan dimintai banyak sekali uang suap. Hanya beberapa hari sebelum acara, saya dimintai uang pelicin, dan jika tidak membayar maka acara tidak bisa diadakan. Karena merupakan ‘pemilihan waktu’ yang sangat sulit dan tidak mungkin bagi saya untuk membatalkan acara ini, saya memohon sangat agar acara ini tetap diadakan, dan membayar sejumlah uang yang diminta. “Orang dari kedudukan yang tinggi, tidak mengambil keputusan yang baik”, sepertinya saya telah dimanfaatkan oleh orang seperti ini. Sebenarnya, dengan semua jerih payah volunteer, saya berencana untuk memberikannya kepada Blok M dan lingkungan sekitarnya, tetapi sangat disayangkan, karena harus membayar uang pelicin tersebut saya tidak bisa mewujudkannya. Orang yang rela berusaha demi orang lain, dengan orang yang hanya memikirkan uang saja, sepertinya memang tidak bisa disatukan.’ Saya merasa, saya harus meminta maaf kepada ratusan ribu orang yang bergembira akan kehadiran Ennichisai. Persahabatan antara Indonesia dan Jepang, kegembiraan perayaan Jepang setahun sekali yang dihadiahkan oleh orang Jepang untuk Indonesia. Dengan adanya beberapa orang berniat jahat seperti ini, terwujudnya Ennichisai pun menjadi sulit. Jangan bersedih, karena mungkin di lain waktu akan ada sesuatu yang baru, tetapi saya terpaksa untuk menghentikan Ennichisai di Little Tokyo. Alinea kedua dari curahan hati Daisei Takeya sungguh mengejutkanku. Terjemahan dalam bahasa Indonesia saja sudah bikin trenyuh apalagi kalau membaca tulisan aslinya dalam berbahasa Jepang. Akh, ternyata masih ada juga di Jakarta " Raja kecil" yang suka memalak, memanfaatkan kedudukan/kekuasaan demi uang. "Raja kecil" ini juga yang bikin rusak negara Indonesia. Saya tak menyebut koruptor melainkan cukup "Raja kecil", lebih halus istilahnya. "Raja kecil" ini biasanya ada banyak anak buah dan punya daerah kekuasaan tersendiri, dan pastinya uang digunakan untuk memperkaya diri sendiri. Kekuasaan digunakan demi uang. Alangkah baiknya "Raja kecil" ditegur oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok selaku Plt Gubernur DKI. Pihak penyelenggara acara sebaiknya juga melaporkan hal ini kepada pak Ahok agar ditindaklanjuti. Alangkah memalukan apabila Indonesia terus menerus hancur namanya hanya karena ulah para pemalak. Oknum yang memanfaatkan kekuasaan dengan cara sewenang-wenang. Bagaimanapun acara Little Tokyo ini memberikan banyak kegembiraan bagi warga sekitarnya. Sama halnya dengan saya yang tinggal di Jepang pun suka sekali mengikuti Indonesia Festival, Thai festival dan ada banyak acara-acara sejenisnya. Sepanjang yang saya ketahui di Jepang, Indonesia Festival pun termasuk acara yang "baru" dan rutin diselenggarakan tiap tahun. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Jepang. Lihat sama tujuannya dengan Little Tokyo Ennichisai Blok M, memperkenalkan kebudayaan. Tak seharusnya dipalak hingga membuat ketua pelaksana Daisei Takeya patah semangat karena saking tak sanggupnya membayar suap, pungli, atau palak! Saya perkirakan pasti jumlah besaran uang pungli luar biasa besar dan bukan hanya satu kali saja terjadi. Di mana hati nurani " Raja Kecil", seandainya di Jepang pun sama ada kejadian seperti ini? Misalnya, penyelenggara ketua pelaksana Indonesia Festival dipalak? Disuruh bayar suap secara gila-gilaan hingga harus mengiba-iba bagaikan pengemis? Sangat menyedihkan ternyata Indonesia masih ada juga oknum yang berkelakuan demikian. Artikel pendek ini hanya sekedar catatan kecil bagi saya, ternyata oh ternyata Indonesia masih juga tak berubah, Ada oknum-oknum yang hobi memalak, pungli dan itu semua dilakukan demi uang.Semoga masalah Little Tokyo Ennichisai Blok M terselesaikan dengan baik dan tahun depan masih bisa diselenggarakan tanpa ada pungli dan suap! Bagaimanapun saya juga ingin menyaksikan secara langsung Little Tokyo Ennichisai Blok M 2015 saat pulkam nanti. salam, Hani Yamashita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun