Mohon tunggu...
Qoory Dhianatika
Qoory Dhianatika Mohon Tunggu... -

let me be your mood booster . Thanks lot for reader... Love n hug . Ig : @qoory.dhia5

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mana Ada Orang Besar, Tanpa Orang Kecil?

3 Januari 2017   05:07 Diperbarui: 3 Januari 2017   07:11 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
petani, orang kecil yang bekerja keras | wartadewata.com

Apabila bertanya kepada anak-anak "apa cita-cita kalian?" maka serentak jawaban yang kita dengar adalah "presiden, dokter, menteri, tentara, pengusaha" dan jawaban jawaban luar biasa lainya. Alasanya pun, alasan tulus harapan masyarakat, "agar mengobati orang sakit, agar kaya, agar indonesia maju, sampai agar bahagiain orang tua"

Tetapi tak ada yang cenderung menjawab, jadi petani, pedagang, pengangkut sampah, penggembala, dan pekerjaan pekerjaan di luar gedung, yang bepaparan sinar matahari dan cuaca tak menentu secara langsung. Padahal, bisa apa orang orang kantoran besar tanpa orang kecil.

Para pengusaha, presiden, dokter, dan lain lain tetap makan makanan pokok yang di tanam oleh petani, makan lauk yang dipelihara penggembala atau peternak, dan memakai sandang maupun kebutuhan sekunder lainnya dari pedagang.

Tetapi ironinya, yang kita lihat yang besar makin besar, mereka seolah tak pernah puas dengan kedudukan dan harta yang telah mereka miliki saat ini. Mereka menggali dan menumpuk harta demi tujuh turunan. Menetapkan harga tinggi atas fasilitas rakyat kecil. Menyulitkan yang seharusnya dipermudah. Sementara yang kecil, makin kecil. Terhimpit dan tercekik. Bernafas saja di negara ini menjadi suatu beban fikiran setiap harinya. Untuk mendapat fasilitas dan hak negara mereka harus menabung. Pontang panting merogoh receh.

Setiap warga negara yang seharusnya mendapat hak menerima informasi benar, hanya diperlihatkan kehidupan kehidupan settingan artis, drama india, kuis kuis yang tidak mengubah nasib hidup mereka. Pembuatan surat izin mengemudi, membuat pilihan bayar tinggi atau ujian berkali kali. Beratus nyawa melayang, akibat biaya kesehatan yang tinggi. Hidup dalam kewaspadaan akan saling rampok dan pembunuhan.

Mana yang seharusnya mengayomi masyarakat? Mana yang katanya ingin menyembuhkan orang orang?

Jadilah petani, yang dengan tanamanya menghidupi jutaan manusia. Jadilah apapun yang jujur dan bermanfaat bagi orang lain. Jangan meminta balasan dunia, karena pasti balasan di akhirat itu ada dan lebih indah.

Ciptakan negara jujur, dan damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun