Apabila bertanya kepada anak-anak "apa cita-cita kalian?" maka serentak jawaban yang kita dengar adalah "presiden, dokter, menteri, tentara, pengusaha" dan jawaban jawaban luar biasa lainya. Alasanya pun, alasan tulus harapan masyarakat, "agar mengobati orang sakit, agar kaya, agar indonesia maju, sampai agar bahagiain orang tua"
Tetapi tak ada yang cenderung menjawab, jadi petani, pedagang, pengangkut sampah, penggembala, dan pekerjaan pekerjaan di luar gedung, yang bepaparan sinar matahari dan cuaca tak menentu secara langsung. Padahal, bisa apa orang orang kantoran besar tanpa orang kecil.
Para pengusaha, presiden, dokter, dan lain lain tetap makan makanan pokok yang di tanam oleh petani, makan lauk yang dipelihara penggembala atau peternak, dan memakai sandang maupun kebutuhan sekunder lainnya dari pedagang.
Tetapi ironinya, yang kita lihat yang besar makin besar, mereka seolah tak pernah puas dengan kedudukan dan harta yang telah mereka miliki saat ini. Mereka menggali dan menumpuk harta demi tujuh turunan. Menetapkan harga tinggi atas fasilitas rakyat kecil. Menyulitkan yang seharusnya dipermudah. Sementara yang kecil, makin kecil. Terhimpit dan tercekik. Bernafas saja di negara ini menjadi suatu beban fikiran setiap harinya. Untuk mendapat fasilitas dan hak negara mereka harus menabung. Pontang panting merogoh receh.
Setiap warga negara yang seharusnya mendapat hak menerima informasi benar, hanya diperlihatkan kehidupan kehidupan settingan artis, drama india, kuis kuis yang tidak mengubah nasib hidup mereka. Pembuatan surat izin mengemudi, membuat pilihan bayar tinggi atau ujian berkali kali. Beratus nyawa melayang, akibat biaya kesehatan yang tinggi. Hidup dalam kewaspadaan akan saling rampok dan pembunuhan.
Mana yang seharusnya mengayomi masyarakat? Mana yang katanya ingin menyembuhkan orang orang?
Jadilah petani, yang dengan tanamanya menghidupi jutaan manusia. Jadilah apapun yang jujur dan bermanfaat bagi orang lain. Jangan meminta balasan dunia, karena pasti balasan di akhirat itu ada dan lebih indah.
Ciptakan negara jujur, dan damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H