Mohon tunggu...
Ryan BobbyAndika
Ryan BobbyAndika Mohon Tunggu... Insinyur - Geoscience Enthusiast

Hello world, my name is Ryan Bobby Andika and you can call me Rybob for sure. Twenty-three years old and, recently, doing things related to Petroleum Industries.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Lebih Dekat: Controlled-Source Audio-Frequency Magnetotelluric (CSAMT) dalam Eksplorasi Geofisika.

7 Mei 2020   15:16 Diperbarui: 10 Mei 2020   14:11 2577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 18. Metode CSAMT umum digunakan dalam eksplorasi Migas untuk Structural Imaging.

Gambar 5. Perekaman Data CSAMT dengan skema Skalar (a) dan Full Tensor (b)
Gambar 5. Perekaman Data CSAMT dengan skema Skalar (a) dan Full Tensor (b)
  • Perekaman MT selalu bersifat complete tensor (non-scalar) dengan mengukur medan listrik Ex dan Ey, serta Hx Hy sehingga mampu memodelkan 1D & 2D (Dengan Mekanisme Inversi.) dari data resistivitas yang didapat.

Gambar 6. Desain perekaman data dengan metode MT (Full Tesor).
Gambar 6. Desain perekaman data dengan metode MT (Full Tesor).

CSAMT & MT RECORDING MECHANISM

Setelah kamu sudah dapat ide dari CSAMT dan kenapa metode yang bersangkutan relatif sedikit berbeda dengan metode MT, sekarang kamu aku ajak untuk memahami bagaimana perekaman oleh alat CSMAT dan MT bisa menghasilkan data berupa resistivitas yang nantinya kita gunakan untuk di olah. Kenapa ada hubungannya dengan medan Elektromagnetik? Ex Hy tuh menunjukan apa? Kenapa ada perekaman scalar dan full tensor? Nah yuk ikutin step-step di bawah yaa agar lebih mudah.

  1. Perhitungan data resistivity pada kedua metode tersebut berhubungan dengan perekaman data Medan listrik (Ex & Ey) serta Medan Magnet (Hx & Hy) pada masing-masing alat.
  2. Nilai-nilai terebut diproses menggunakan sebuah mekanisme spectral analysis dalam bentuk frequency-dependent Impedance (Z) atau rasio medan listrik dan magnetik.
  3. Setelah mendapatkan nilai Z tersebut, diperolehlah apparent resistivity (ρa) dan phase (θ) dalam fungsi periodic (T), atau frekuensi (F = T-1).
  4. Setelah pembacaan nilai-nilai tersebut, penentuan depth dapat dilakukan dengan perhitungan Skin Depth (δ). 
  5. Namun perlu diingat bahwa Skin Depth (δ). bukan merupakan kedalaman sesungguhnya. Secara makna, Skin Depth adalah kondisi dimana pada kedalaman tertentu, besar Source mengalami pelemahan sebesar 37 %. Actual Depth (D) dapat dihitung dengan pendekatan Bostick
  6. Perlu diingat bahwa pada data CSAMT untuk mode skalar, hanya melakukan perekaman Ex , Hy (1D model Sounding) dan sedangkan MT bersifat Full Tensor dengan merekam Ex , Ey , Hx , Hy (2D Model Sounding)

Gambar 7. Perhitungan Matematis perkaman data CSAMT & MT
Gambar 7. Perhitungan Matematis perkaman data CSAMT & MT

CSAMT: SUBJECTS TO BE NOTED!

Sebenernya dari pembahasan sebelumnya, kamu secara umum sudah terinformasikan nih mengenai ide dari metode CSAMT atau MT secara teoretisnya baik data maupun pengambilan datanya. Nahh sekarang aku bakal mulai ajak kamu memahi tentang fakta serta perihal apa saja yang harus kamu jadikan landasan awal ketika ingin menentukan penggunaan CSAMT ini bakal dimanfaatkan untuk memprospek apa. Poin – poin ini saya ambil dari literature paper Bapak Hendra Grandis dan Prihadi Sumintaderja mengenai hal – hal yang perlu diingat ketika memanfaatkan metode bersangkutan dengan case eksplorasi Panas Bumi.

  1. Pemanfaatan metode MT & CSAMT digunakan sebagai studi preliminary dan interpretasi secara kualitatif.
  2. Kedalaman investigasi nilai resistivitas: MT (4 – 5 Km) & CSAMT (1 – 2 Km).
  3. Dalam perekaman CSAMT, terdapat 3 respon perekaman yang harus dipertimbangkan: Near –Field zone, Transition Zone, & Far-Field Zone (Zona dengan hasil data paling valid karena memenuhi asumsi gelombang bidang.) 
  4. Perlu penggunaan koreksi near-field zone pada hasil perekaman CSAMT karena asumsi Gelombang Bidang yang tidak terpenuhi..
  5. Terdapat efek source overprint dan shadow effect pada perekaman CSAMT yang perlu dipertimbangkan akibat jarak terhingga antara transmitter-receiver.
  6. Source point pada CSAMT diletakan sejauh mungkin, namun seideal mungkin agar dipole aktif (Transmiter) tetap terekam, dan agar hanya data far-field yang terekam.
  7. Analisa terhadap data pada near-field, dapat menggunakan 1D MT untuk membantu data CSAMT.
  8. Tidak disarankan melakukan interpretai terhadap uncorrected CSAMT data.
  9. Penggunaan full-solution CSAMT modelling disarankan untuk 1-D & 2D model.

8-5eb3b8afd541df77c31721f2.png
8-5eb3b8afd541df77c31721f2.png

Gambar 8. Paper Referensi

9-5eb3ba4b097f36477132af32.png
9-5eb3ba4b097f36477132af32.png

Gambar 9. Zonasi Perekaman data dengan metode CSAMT (Near, Transitition, Far Field Zone).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun