Earth hour, siapa yang tidak tau?. “27 maret, stop penggunaan listrik anda menskipun hanya satu jam saja”. Komitmen untuk sadar akan lingkungan dengan aksi simbolis yang mendunia ini berjalan sukses ditahun-tahun lalu. Komitmen ini menjadi tonggak penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya penghematan energi dalam upaya penyelamatan lingkungan global. Komitmen dimulai sejak tahun 2007, berawal dari Sidney Australia dan terus terlaksana sampai tahun 2009 lalu dengan diikuti oleh sekitar 2 juta orang diseluruh dunia (Link).
Upaya untuk mengurangi pemakaian energi yang berlebihan sangat terlihat dari pesan moral yang menjadi sasaran komitmen ini. Dari pemakaian listrik yang berlebihan, secara tidak langsung kita telah “membantu” kerusakan lingkungan, ini sangat berpengaruh pada perubahan iklim dunia. Beberapa NGO terus berupaya untuk mensosialisasikan berbagai macam upaya untuk pengurangan penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan guna penyelamatan ekosistem dan dampaknya terhadap masyarakat. Ini tidak akan efektif tanpa adanya apresiasi dari masyarakat dan upaya nyata yang sederhanasekalipun.
Indonesia merupakan negara yang dalam sejarahnya diisi dengan berbagai kejayaan kerajaan-kerajaan besar zaman dahulu, ini adalah perjalanan bangsa yang selalu akan menempel erat pada kearifan masyarakat yang sangat beragam. Secara umum, kita adalah orang yang sejak dahulu telah memiliki rasa dan sifat sederhana dalam menjalani kehidupan. Maka, tidaklah berlebihan, tidak menyusahkan dan tidak pula merugikan jika kita turut berpartisipasai dalam penyelamatan iklim dan lingkungan global. Diawali dengan hal terkecil, ini amat bermanfaat jika setiap orang telah sadar dan melakukannya dalam kehidupannya sehari-hari. semoga semangat penghematan energi tidak hanya terjadi cukup satu jam saja setiap tahunnya, memulai dari diri sendiri untuk peduli lingkungan tidak akan merugikan. Jika ingin melihat generasi esok menjadi manusia yang sama dengan sekarang, memiliki kaki, jantung, mata, mulut, dan tubuh yang sehat : kita memiliki kewajiban untuk memberitempat dan keadaan dimanasemua itu dapat terwujud. Salah satu faktor adalah lingkungan, lalu bagaimana cara anda memperlakukan dan menempatkan posisi anda dalam kelestarian lingkungan?
Jangan tanyakan ini pada “rumput yang bergoyang”…
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI