Mohon tunggu...
Ryan Permana
Ryan Permana Mohon Tunggu... -

"Menggapai angan, Merangkai mimpi bersama Sang Waktu"

Selanjutnya

Tutup

Nature

Di Mana Kelestarian Warna Hijau Bumi

28 September 2012   14:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:32 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel


Kehidupan kini mulai berubah, dalam segala hal telah berubah. Beribu-ribu masalah silih berganti,yang entah sampai itu semua bisa kunjung henti. Keadaan alam pun ikut berubah, salah satunya ketika kita melihat saluran-saluran air, sungai, danau, dan laut. Semua itu kini telah berwajah suram tak sebening saat dahulu kala kita lihat. Tak bisa dibayangkan betapa indahnya saat dulu kala saluran-saluran air itu,danau-danau itu,sungai-sungai itu biasa bermanfaat bagi kita semua.

Ada yang mempergunakannya untuk keperluan sehari-hari,untuk memasak,mandi,dan lain-lain. Namun kini apa yang kita lihat? Sampah berserakan dimana-mana,air itu berubah warna dan fungsinya . kini air sudah tercemar, tidak ada manusia yang sadar akan betapa pentingnya air untuk kehidupan. Mereka merusak ekosistem air dengan cara membuang sampah-sampah yang tidak biasa didaur ulang,membuang sisa-sisa hasil produksifitas kegiatan ekonomi ke air secara langsung tanpa memikirkannya terlebih dahulu apa dampak yang akan ditimbulkan.

Limbah, kotoran-kotoran, lumpur dan cairan beracun kini telah menjadi satu di perairan. Sekarang pencemaran bukan hanya ada di udara, maupun tanah tetapi air juga telah ikut tercemar oleh ulah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Mau apa lagi ketika air bersih sudah tidak bisa didapatkan? Mau bagimana lagi ketika kita membutuhkan air namun air itu tercemar? Coba kita bayangkan, coba kita renungkan ini semua. Apa yang harusnya kita lakukan dan kita laksanakan untuk bumi ini yang semakin hancur berantakan. Coba kita berjalan keluar lihat apa yang terjadi dengan ini semua, ini salah kita semua sebagai manusia yang tidak bijak dalam menggunakan sumber daya alam yang ada, dan tidak pernah berfikir untuk bagaimana bisa manjaga dan melestarikan apa yang ada ini.

Memang benar tidak semua manusia yang tidak perduli dengan alam ini, semua kerusakan ini terjadi karena UANG. Semua bisa dibeli ketika uang itu berbicara maka bisa menjadi kehancuran yang dahsyat dan selalu menjadi masalah yang tak kunjung henti. Mengapa kita seperti ini ? saling membenci, yang awalnya kita saling memberi dan merawat. Apa mungkin kita BELUM BISA MENCOBA MEMBERI WAKTU PADA LOGIKA sehingga selama ini hidup ini hidup bagai AIR dan API yang selalu menjadi meributkan hal-hal yang itu-itu saja.

Selalu menjadi pertentangan untuk melestarikan dan menghancurkan alam ini yang sudah parah tercemar. Sedalam laut biru,seluas langit diangkasa,setinggi burung-burung terbang,sebebas kupu-kupu hinggap,sepolos daun hijau,secerah bunga mawar,sewangi bunga melati,sesetia bulan bintang,sekuat kuda liar,seindah sunset KUTA , DAN sesuci pulau PAPUA kita sebagai makhluk hidup yang menghuni dibumi tercinta ini sangat membutuhkan AIR dalam kehidupan. Mari kit bersama-sama menjaga ekosistem ini agar lebih baik lagi,gunakan secara baik dan bijak, untuk pencemaran yang sudah terjadi kita harus mencari alternative lain agar menjadi alami dan natural. (Ryan Permana)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun