Kembalinya Cristiano Ronaldo (CR7) ke Manchester United (MU) menggegerkan publik sepak bola seluruh dunia. Seolah tanpa pertanda, tiba-tiba ia pulang ke klub yang membesarkan namanya.
Ia berkarier di MU pada rentang 2003 s.d. 2009. Di bawah bimbingan Sir Alex Ferguson (SAF), CR7 menjelma menjadi andalan utama. Di sana, ia tumbuh sebagai pemain besar dan akan dikenang sepanjang sejarah. Sepuluh trofi, mulai Piala FA, Piala Liga, Liga Inggris, Liga Champions dan lainnya ia rengkuh saat bermarkas di Old Trafford.
Real Madrid tergiur dengan skill lengkap CR7. Juli 2009, dengan mahar 80 juta Poundsterling/1,3 triliun Rupiah, ia sepakat bergabung dengan Los Galacticos. Menjadi rekor transfer termahal zaman itu. Sebuah harga yang setimpal. Ia sukses persembahkan 16 gelar.
Saat tak lagi muda, usai lewati usia puncak pemain bola, 33 tahun, CR7 masih dibanderol 99,2 juta Poundsterling/1,8 triliun Rupiah, ketika pindah ke Juventus pada 2018. Tidak buruk, ia masih bisa persembahkan 4 gelar dalam 3 tahun masa baktinya di Turin.
***
Akhir Agustus lalu, nama Ronaldo yang lindap karena tersita terangnya lampu sorot untuk Messi yang pindah ke PSG, tiba-tiba menyeruak menjadi bahasan utama. Namanya menjadi world wide trending topic di Twitter. Ia disebut akan pindah ke tim yang tidak terduga: Manchester City!
Wajar, City disebut sebagai pembeli CR7. Klub milik triliuner Uni Emirat Arab Sheikh Mansur ini, satu dari sedikit klub yang mampu membeli dan membayar gaji super mahal CR7. Yang membuat tidak terduga, City rival sekota MU.
Banyak yang terkejut. Hampir semua Fans MU marah dan misuh-misuh.
Saya sebagai fans MU, tentu sedikit terkejut. Tapi tidak marah, pun tak sampai misuh. Apapun mungkin di dunia ini, apalagi di lingkup sepak bola modern yang telah menjadi industri besar. Transfer pemain bola sungguh cair. Dinamis sekali. Perubahannya demikian gegas. Saya telah menyadarinya sejak lama.
Saya mulai intens memantau bola pasca piala dunia 1998. Mulai saat itu pula, saya rutin menambah pengetahuan sepak bola melalui berbagai sumber. Televisi, bacaan, dan obrolan. Karena internet masih jauh sekali dari jangkauan.
Tabloid Bola menjadi sumber utama bacaan saya. Bola terbit seminggu 2 kali. Selasa dan Jumat. Oleh karenanya, Selasa dan Jumat jadi hari-hari yang sangat saya nanti-nantikan. Membeli dan membuka helai demi helai halaman Bola menjadi momen yang sangat menyenangkan.