JogjaROCKarta sudah dihelat sejak 2017. Event musik rock yang diprakarsai Rajawali Indonesia itu pertama kali mendatangkan Dream Theater sebagai bintang pertunjukan. Event kedua (2018), Megadeth yang didirikan mantan personel Metallica, Dave Mustaine, diposisikan sebagai daya tarik utama. Tahun ketiga (2019), Extreme dan Power Trip menjadi andalan.
JogjaROCKarta satu sampai tiga belum cukup mampu menarik saya untuk menyaksikan. Dream Theater saya tahu sebagai grup progresif metal yang kualitasnya tak diragukan. Semua personel dikenal virtuoso di alat musik yang dipegangnya. Lagu-lagunya berteknik tinggi, jauh panggang dari dibuat ala kadarnya.
Tetapi, sejak dulu saya kurang menggemari Dream Theater. Begitu pula dengan Megadeth, Extreme, dan Power Trip. Tahu, tentu tahu kelas mereka. Namun entah mengapa karya-karya dan pesona mereka belum kuat menaikkan gairah menonton.
Sampai saya mengeluarkan sumber daya untuk menonton sebuah konser, pasti karena si artis mencapai standar nilai tertentu di mata saya. Ada artis yang saya gemari, tapi sampai sekarang saya enggan menonton konsernya.
***
Akhir Oktober 2019, muncul pengumuman di akun Instagram JogjaROCKarta yang membuat saya ternganga. Tak pernah menduga, headliner tahun 2020 tiada lain Scorpions!
Saya langsung kuatkan tekad, itu momen yang haram terlewat. Selain memang Scorpions grup legendaris yang saya gemari, saya juga berpikir, belum tentu para rocker sepuh itu berkesempatan singgah kembali di Indonesia.
Semua personel Scorpions berusia lanjut, probabilitas mereka tak lagi prima atau bahkan tutup usia sangat mungkin terjadi. Terbukti, beberapa hari sebelum ke Indonesia, sang vokalis, Klaus Meine menjalani operasi batu ginjal di Melbourne. Tindakan tersebut membuat beberapa konser Scorpions di Australia batal.
Selain itu, meski Indonesia cukup sering dikunjungi artis kelas dunia, faktanya, kita belum betul-betul menjadi pilihan utama untuk dijadikan destinasi tur. Biasanya, promotor lokal bisa menghadirkan mereka dengan "mencegat" agar bersedia mampir. Misal, Jepang, Singapura, atau Australia dimasukkan artis sebagai kota tujuan, promotor akan melobi agar mereka mau agendakan konser di sini.
Dalam sebuah artikel tertulis, Indonesia belum terlalu seksi untuk dilirik manajemen artis dunia. Banyak band dan artis internasional justru lebih memilih negeri mungil Singapura dibanding kita.