Pada akhir tahun 2019 merupakan tahun dimana semua negara di belahan dunia digegerkan dengan suatu fenomena kemunculan wabah yaitu Covid-19. Hingga World Health Organization (WHO) menyatakan wabah penyebaran virus ini sebagai pandemi dunia saat ini. Sedangkan di Negara Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua penemuan kasus pasien yang dinyatakan positif Covid-19. Wabah virus ini sangat cepat penyebarannya. Pemerintah Indonesia pun segera melakukan berbagai upaya guna memutus rantai penyebaran virus tersebut.
Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah mulai dari himbauan menjaga jarak, hingga mengeluarkan kebijakan mulai dari Work From Home (WFH), Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dan yang terakhir sampai saat ini yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Akibatnya pandemi ini sangat berdampak pada beberapa sektor, tidak terkecuali sektor pendidikan.
Melalui surat edaran Kemendikbud RI No. 3 Tahun 2020, tentang pencegahan penyebaran Covid-19 pada satuan pendidikan dan kebudayaan. Dalam surat edaran itu bersisi tentang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh sesuai dengan kondisi satuan pendidikan masing-masing.
Pembelajaran Dalam Jaringan (DARING) merupakan salah satu pilihan bagi semua satuan pendidikan, agar kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung.Â
Pembelajaran daring yaitu pembelajaran jarak jauh atau juga bisa disebut belajar dalam jaringan yang dilakukan secara online via aplikasi oleh guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran yang seperti di kelas.Â
Pembelajaran seperti ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan/kendala, salah satu kendala yang terjadi masih ada beberapa siswa/orang tua siswa tidak memiliki ponsel dan kendala sinyal internet (Yunitasari, Umi Hanifah, 2020:238).
Pembelajaran daring tidak berbeda dengan pembelajaran seperti di sekolah, tugas juga masih ada mungkin tidak seperti pada waktu belajar di sekolah hanya saja dikurangi sedikit beban tugasnya. Siswa juga tetap mengerjakan tugas yang diberikan gurunya untuk dikerjakan sebagai pengambilan nilai setiap hari tetapi tugas yang diberikan pun juga tidak setiap hari.Â
Minat belajar adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk keberhasilan belajar yang dimiliki siswa, minat muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dari luar minat belajar yaitu bagaimana cara guru tersebut mengajar. Peran guru sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar siswa salah satu dengan cara mengejar yang menyenangkan, memberikan motivasi yang membangun (Yunitasari, Umi Hanifah, 2020:239).Â
Namun realita yang terjadi siswa cenderung mudah bosan ketika pembelajaran daring berlangsung, apabila ditambah lagi tanpa adanya pendampingan orang tua bukannya siswa belajar tapi melainkan bermain game, yang lebih ironi dijenjang sekolah dasar siswa yang diberikan tugas tapi oleh guru tetapi orang tua yang mengerjakannya.
Dari sinilah pengkolaborasian peran orang tua dan guru harus seimbang guna membangkitkan minat belajar seorang siswa. Untuk guru selalu memberikan pembelajaran dengan cara yang menarik dan selalu memperhatikan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Sedang orang tua selalu memberikan kenyamaanan dalam belajar tidak selalu menekan seorang anak dalam belajar. Dan selalu memberikan semangat pada anak dan pendampingan belajar agar orang tua bisa membantu ketika seorang anak mengalami kesulitan.
PENULIS: RYAN MUHAMMAD RIDWANÂ