[caption id="attachment_290153" align="aligncenter" width="576" caption="Pemandangan dalam rumah ketika mati listrik (dok. pribadi)"][/caption] Hujan tanpa henti yang mengguyur Jakarta sejak Sabtu sore hingga Senin dini hari mengakibatkan banjir di sebagian wilayah ibukota dengan ketinggian yang bervariasi antara 20-200 cm. Â Kebetulan daerah tempat saya tinggal termasuk kawasan langganan banjir, akibatnya sejak Senin dini hari sampai hari Selasa pagi, banjir masih menggenang. Dan meski tinggal di tempat yang tinggi sehingga selama bertahun-tahun tidak terkena banjir, saya terkena dampak ikutan berupa padamnya aliran listrik PLN. Lamanya pemadaman ini sangat tergantung dari ketinggian air karena gardu pensuplai listrik ada di titik terbawah kawasan yang terendam banjir! Â Dan sepanjang pengalaman 8 tahun tinggal di daerah ini, tahun 2013 adalah tahun terparah dimana waktu itu listrik padam selama 6 hari. Â Alhamdulillahnya, saya bersyukur masih diberi kemampuan untuk memiliki genset sehingga masih bisa beraktivitas - meski terbatas. Â Begitu juga dengan tahun ini. Lewat posting ini saya mencoba berbagi informasi peralatan dan langkah yang dilakukan ketika terjadi pemadaman listrik. Â Siap?
- Sedia genset [caption id="attachment_290151" align="alignleft" width="256" caption="genset, bensin, dan oli"]
13897459831894196030
- Emergency Light Saat genset dimatikan, saat itulah tugas emergency light dimulai, menerangi ruangan sepanjang sisa malam. Â Karena itu pilih emergency light yang mampu menyala setidaknya sekitar 5 jam. Saya sendiri memiliki dua emergency light, satu yang mampu menyala 6 jam non-stop untuk di kamar. Â Sementara yang satu lagi untuk kebutuhan mobilitas dalam gelap seperti misalnya ketika harus ke kamar mandi, khusus untuk yang ini hanya menyala ketika diperlukan. Â Jangan lupa untuk men-charge emergency light ketika genset hidup.
- Lilin dan Korek Ini alat penerangan tradisional yang sama sekali tidak boleh ketinggalan. Â Lilin biasanya saya gunakan ketika emergency light sudah mati, biasanya sekitar jam 3.30 dini hari. Â Luar biasanya, kali ini saya mendapat lilin yang mampu bertahan hampir 4 jam.
Adapun yang perlu dilakukan ketika terjadi pemadaman listrik pada dasarnya adalah mengurangi mobilitas yang tidak perlu sehingga kita bisa menghemat penggunaan alat bantu penerangan (senter, lilin, dsb). Â Biasanya ketika terjadi pemadaman listrik, saya melakukan hal-hal sbb :
- Menempatkan barang-barang yang diperlukan di satu titik [caption id="attachment_290152" align="alignleft" width="256" caption="lilin & korek jangan dipisahkan"]
1389746075774493094
- Meletakkan alat bantu penerangan di dekat kita ketika tidur Ketika tiba waktu tidur, saya biasa meletakkan senter atau powerbank yang bisa jadi senter di samping saya. Â Jadi ketika emergency light atau lilin sudah habis, saya tidak perlu grabak-grubuk meraba-raba dalam gelap untuk menyalakan lilin. Â Saya tinggal meraba ke samping mencari senter dan "klik!" gelap pun sirna.
- Mengaktifkan perangkat komunikasi bergantian Ya, kita tidak tahu sampai berapa lama kondisi mati listrik berlangsung, karena itu biasanya saya mengaktifkan perangkat komunikasi secara bergantian. Â Yang satu aktif, lainnya dimatikan. Â Ketika yang satu sudah mati, giliran perangkat kedua yang diaktifkan, begitu seterusnya. Â Jadi komunikasi masih bisa tetap berjalan.
Itulah sekadar tips bertahan ketika listrik padam, semoga bermanfaat.  Mungkin Kompasianer mau menambahkan? Tulisan ini masuk kategori "Tips" dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H