"Semuanya jadi Rp 38.400, Bu."
Namaku Andi, aku bekerja di sebuah minimarket sebagai kasir.
"Kembalinya Rp 600, terimakasih, Bu. Semoga datang kembali."
Dua tahun lalu aku meninggalkan kampung halamanku - sebuah dusun di Jawa Barat - untuk mengadu nasib di ibukota.
"Selamat datang, Bapak. Silakan."
Aku masih ingat betul, waktu itu kantor demi kantor - baik besar maupun kecil - aku datangi dengan bekal ijazah SMK-ku, berharap setidaknya ada satu lowongan pekerjaan untukku.
Pekerjaan untuk mewujudkan impianku.
Impianku sederhana saja, ingin bekerja dengan menggunakan pakaian rapi, sepatu mengkilap, dan dasi - seperti yang sering dilihat dan diceritakan Nisa tentang pria idamannya.
"Nisa pengen punya pacar seperti yang di sinetron itu, A," ujarnya suatu hari padaku.
Impian Nisa adalah impianku karena aku mencintainya.
Sangat mencintainya.