[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Tong Fong Pu Pai (sumber foto : vn-zoom.com)"][/caption] Kali ini saya akan bernostalgia dengan satu film lawas produksi tahun 1992 karya sutradara Cheng Siao Tung (Ching Siu Tung atau Siu-Tung Ching), "The Legend of The Swordsman" atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan judul "Swordsman II". Kenapa saya sampai repot-repot membicarakan film yang mungkin sudah sangat sulit ditemukan keberadaannya - meski sesekali film ini masih tayang juga di layar kaca? Yah, selain untuk melunasi "hutang" saya pada satu-dua orang Kompasianer yang meminta saya untuk menulis resensi tentang film wuxia klasik, pada dasarnya "Swordsman II" adalah film favorit saya. Alkisah, Ling Hu Chung (Jet Li) bersama adik-adik seperguruannya dari Hoa-san bermaksud mengundurkan diri dari hiruk-pikuk dari dunia persilatan, namun perjalanan mereka tidak semudah yang direncanakan karena pada saat yang bersamaan muncul kekuatan baru Klan Matahari Bulan yang bekerjasama dengan orang-orang Jepang untuk menjatuhkan pemerintahan kekaisaran. Klan ini dipimpin oleh seseorang yang bernama Tong Fong Pu Pai (Brigitte Lin Ching Hsia). Bersama kawan-kawannya dari dunia persilatan, Ling dan saudara-saudara seperguruannya pada akhirnya terlibat konflik dengan Klan Matahari Bulan - terutama dengan Tong Fong Pu Pai!
Apa Menariknya Film Ini?
Jika saya tidak salah ingat, film ini diadaptasi dari novel(?) dan pernah dibuat serialnya yang ditayangkan di Indosiar - saya lupa apa judulnya, tapi masih mengandung kata "Swordsman". Dan informasi dari imdb menyebutkan bahwa film ini ternyata memenangkan 2 penghargaan (Best Special Effects dan Best Costume & Make Up) serta masuk 6 nominasi. Yang menarik dari "Swordsman II" adalah sosok Tong Fong Pu Pai (kadang dieja dengan Dongfeng Bubai). Diceritakan bahwa sosok antagonis ini pada awalnya adalah seorang pria yang kemudian karena keinginannya merajai dunia persilatan, dia mempelajari satu ilmu yang memberikan persyaratan berat - kebiri! Pada akhirnya dia berhasil menguasai ilmu tersebut namun lambat laun terjadi perubahan fisik pada dirinya. Ya, Tong Fong Pu Pai menjadi feminin layaknya wanita, lengkap dengan suara yang makin halus. Inilah yang menjadi kekuatan dalam film "Swordsman II" yang kemudian kisah Tong Fong Pu Pai dibikin sekuelnya dalam "Swordsman III : The East is Red". Oya, selain Tong Fong Pu Pai, ada satu karakter lagi yang mengalami konflik gender yaitu adik seperguruan Ling yang paling bungsu. Dibintangi oleh Jet Li, Brigitte Lin, Rosamund Kwan, dan Michelle Lee, "Swordsman II" sepertinya menandai era baru film-film wuxia. Pertarungan dalam film ini - saking tinggi ilmunya - cukup memukau. Tidak ada lagi pertarungan dengan gerakan-gerakan kaku ala Pendekar Mabok tahun 70-an. Penggunaan kawat sling sangat dioptimalkan sehingga tokoh-tokohnya terlihat mempunyai ginkang yang mumpuni. Apalagi final battle-nya, dimana Tong Fong Pu Pai dengan santainya melawan para pengeroyoknya hanya menggunakan jarum dan benang jahit. Dan sedikit informasi, pada akhirnya saya menempatkan 'tokoh jahat' Tong Fong Pu Pai sebagai salah satu karakter fiksi yang saya idolakan hehehe... Jadi, jika Kompasianer ingin bernostalgia dengan film-film wuxia klasik sebelum era Ekin Cheng, saya merekomendasikan "Swordsman II : The Legend of The Swordsman". Sedikit tambahan, theme songs dalam film ini menurut saya enak didengar. Selamat menonton! Referensi : imdb.com Swordsman II songs (YouTube) Tulisan ini masuk kategori “Buku, Film, dan TV” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H