Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Memunculkan Indera Keenam, Bisakah?

2 Juli 2014   03:31 Diperbarui: 4 April 2017   16:31 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber foto : mediametafisika.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Ilustrasi (sumber foto : mediametafisika.com)"][/caption] Indera ke enam? Saya yakin kebanyakan Kompasianer sudah paham definisi indera ke-6 (sixth sense) yaitu :

"A special ability to know something that cannot be learned by using the five senses." (diambil dari sini)

Yang jika diterjemahkan secara bebas kurang-lebih berarti :

"Kemampuan istimewa untuk mengetahui hal-hal yang tidak dapat ditangkap oleh kelima indera yang lain."

Indera ke-6 kadang disebut juga sebagai "intuisi" umumnya dihubungkan dengan "penglihatan" atau "pendengaran" meskipun menurut saya pribadi tidak selalu seperti itu. Saya mengenal setidaknya dua orang yang memiliki indera ke-6. Yang pertama adalah kawan saya, beliau memiliki kemampuan "meramal" apa yang akan terjadi pada lawan bicaranya saat itu.  "Ramalan" tersebut - menurut pengakuannya tiba-tiba saja datang berupa kilasan-kilasan penglihatan.  Berhubung kawan saya ini orangnya blak-blakan, terkadang orang jadi takut untuk berbincang dengannya. Orang kedua yang saya tahu memiliki indera ke-6 adalah ayah saya sendiri.  Jika kawan saya memiliki kemampuan "meramal", maka ayah saya memiliki kemampuan "membaca" apa yang saat ini sedang dihadapi atau dipikirkan lawan bicaranya.  "Pembacaan" ini biasanya mengalir begitu saja ketika ayah sedang bercakap-cakap dengan seseorang.  Karena kemampuan "membaca"nya itu, ayah selalu saja kedatangan tamu yang ingin dicarikan solusi atas permasalahan yang sedang mereka hadapi.

Setiap Orang Punya Indera Ke-6?

Hm… jujur saja, saya tidak bisa menjawab dengan pasti meski saya pribadi beranggapan bahwa semua orang memiliki indera ke-6, hanya saja indera tambahan ini tidak sama untuk setiap orang.  Ada yang mampu melihat hal gaib, melihat "masa depan", mendengar suara berfrekuensi tinggi atau rendah, kemampuan untuk mengendalikan pikiran orang lain, dll.  Saya sendiri - seandainya bisa dianggap memiliki indera ke-6 - mempunyai kemampuan untuk "bertemu" dalam mimpi dengan orang-orang yang sudah meninggal.  Biasanya mereka "menemui" saya dengan pakaian yang terakhir dikenakan ketika ruh meninggalkan raga.  Saat-saat pertemuan biasanya malam hari setelah almarhum dimakamkan atau tepat di hari ke-40 meninggalnya ybs. Dan lucunya, meski kawan dan ayah saya memiliki indera ke-6, mereka secara terang-terangan mengatakan tidak bisa "membaca" saya.  Itu karena setiap kali mereka mulai menggunakan kemampuannya, entah kenapa saya bisa merasakan hal tersebut dan buru-buru "menutup" akses ke pikiran saya. Kembali ke topik. Ayah saya pernah mengatakan bahwa :

"Indera ke-6 hanya bisa dimiliki oleh mereka yang percaya akan keberadaannya."

Jadi, jika kita percaya akan keberadaan indera ke-6 beserta segala kemampuan yang menyertainya, indera tersebut akan hadir.  Namun bila kita tidak percaya, jangan harap kita akan memilikinya.

Memunculkan Indera Ke-6

Jika kita sudah percaya adanya indera ke-6,  ada banyak metode untuk membuka indera ke-6, baik secara cepat maupun lambat.  Semoga cara yang saya tuliskan berdasarkan pengalaman pribadi ini bisa menambah wawasan Kompasianer yang tertarik untuk membuka indera ke-6-nya. Jika kebanyakan orang menyarankan untuk melakukan meditasi, cara saya juga tidak jauh berbeda.  Ketika tiba waktu tidur, tidurlah (asal jangan terlalu malam, idealnya antara jam 10-12 malam).  Kemudian bangun sekitar jam 2-3 dini hari, lalu lakukan kontemplasi alias perenungan.  Jauhkan diri kita dari hal-hal yang bisa mengalihkan fokus kita seperti televisi, radio, ponsel, komputer, dsb karena yang dibutuhkan di sini adalah keheningan. Lamanya kontemplasi terserah kita saja, 5 menit boleh, setengah jam juga boleh.  Pokoknya jangan melakukan apapun selain kontemplasi.  Bagi Kompasianer muslim, salah satu bentuk kontemplasi adalah shalat tahajjud kemudian berdoa pada-Nya.  Bagi yang lain, sila lakukan meditasi atau berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Bila teratur melakukan hal tersebut, pelan-pelan kita akan merasakan adanya sesuatu yang lain.  Intuisi kita akan semakin tajam, kemudian diikuti dengan terbukanya indera ke-6 - umumnya berupa firasat akan terjadinya sesuatu di sekitar kita saat itu. Semakin teratur kita melakukan kontemplasi, semakin kuat kemampuan indera ke-6 kita. Tertarik? Jika Kompasianer punya pengalaman seputar indera ke-6, sila share di sini karena saya juga masih belum teratur berkontemplasi - bahkan semasa remaja, saya cenderung menolak kemampuan yang saya miliki ini. Tautan :

  1. Cara Meningkatkan Kemampuan Indera Keenam Anda
  2. Mempertajam Indera Ke-6 dan Intuisi
  3. Memahami Tanda-tanda Indera Keenam Pada Diri Kita
  4. Orang-orang dengan Kemampuan Supranatural Sungguh Ada

Tulisan ini masuk kategori “Out of The Box” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun