Usai menyumbangkan beberapa barang layak pakai ke sebuah panti asuhan, Angga tak sengaja bertemu Ami yang memaksa menawarkan bantuan pada pemuda tersebut - sesuatu yang tak bisa ditolak olehnya. Â Di saat yang bersamaan, Nay yang barusan berziarah ke makam Nayra secara kebetulan pula bertemu dengan Rei, pemuda yang dikenalnya di Rumah Sakit.
CHAPTER 4
Rei, pemuda tinggi kurus berkulit putih itu tersenyum Nay. Â Tangan kanannya menggenggam seikat bunga yang menjadi favorit Nayra semasa hidupnya, bunga yang kebetulan juga menjadi favorit Nay.
"Apa kabar, Lana?" sapa Rei seraya tetap tersenyum. "Selamat datang kembali di Jakarta."
"Rei!" Nay tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Apa kabar?"
"Kamu belum jawab pertanyaanku barusan," balas Rei seraya duduk di samping Nay. "Lama banget kita nggak ketemu ya.
"Hm hm," Nay mengangguk, "Setaun lebih kira-kira. Yah, selama aku ada di kota masa kecilnya Rana."
Pandangan gadis itu tertuju pada seikat bunga di genggaman Rei.
"Buat Rana?" tanyanya.