Niko berhasil menemui Lintang di Yogyakarta namun gadis itu sama sekali tidak mau bicara dengannya - bahkan mengusirnya. Sementara itu di Jakarta, Rin menjenguk dan menemani Rian yang sedang kena demam berdarah. Bagaimana jadinya kisah cinta segitiga antara Lintang, Rian, dan Rin?
CHAPTER 9
“Hari ini kamu nggak kuliah lagi?”
Sudah tiga hari ini Rin selalu datang menemani Rian yang masih dirawat di rumah sakit. Gadis itu datang pagi-pagi dan baru pulang malam hari ketika kedua orangtua Rian pulang kerja, bahkan ia kadang sampai tertidur di sisi tempat tidur Rian dirawat.
“Bisa dibilang seperti itu,” gadis berambut pendek itu menjawab singkat sembari menyiapkan obat yang harus diminum oleh Rian.
“Kamu nggak perlu sampe segininya, Rin,” ujar Rian, “Aku udah nggak apa-apa kok.Emang sih masih agak lemes, tapi kondisiku sudah jauh lebih baik.”
Rin memandang pemuda itu dan tersenyum. Manis.
“Nggak apa kok.Lagipula anggap aja aku sekarang lagi nebus kesalahanku yang waktu itu…”
“Kesalahan?Kesalahan yang mana?” Rian kebingungan.
Dari pemutar MP3 milik Rian sayup terdengar chorus lagu “Kiss Me” yang dibawakan oleh Sixpence None The Richer - grup band asal Texas, Amerika.
♫ Oh, kiss me beneath the milky twilight
Lead me out on the moonlit floor
Lift your open hand
Strike up the band and make the fireflies dance
Silver moon's sparkling
So kiss me…♬
Mereka saling pandang.
Sudah lama aku nggak memandang wajahnya seperti ini, pikir Rian.
Dia sekarang kelihatan lebih dewasa, apa karena sudah kuliah?Atau karena baju casual yang dikenakannya?
♫ Kiss me down by the broken tree house
Swing me upon its hanging tire…♬
Rian teringat masa ketika dia sangat menyukai Rin, gadis yang saat ini ada di hadapannya. Masa ketika dia hanya berani mencuri pandang dari jendela perpustakaan saat gadis itu berlatih bulutangkis. Mengingat hal tersebut, tanpa sadar Rian tersenyum dan membuat gadis yang pernah menjadi kakak kelasnya itu menunduk serta tersipu.
“Kamu mungkin lupa kalo aku pernah salah sama kamu waktu aku ngebatalin janji ketemuan kita…” ujar Rin. [1]
Rian menghela nafas.
“Rin, dari dulu aku nggak pernah menganggap itu sebagai kesalahanmu. Lagian kejadian itu rasanya sudah lama sekali.”
“Tapi aku merasa sangat bersalah padamu...”
Rin menggenggam tangan Rian.
♫So kiss me… ♬
Dalam sekejap pemuda itu merasa ada getaran lembut yang mengalir dari tangan Rin, getaran yang pernah dirasakannya saat dia bersama Lintang.
Aku masih menyukaimu, Rian.