Akhirnya Niko berhasil menemui Lintang dengan cara membuntuti gadis itu sepulang sekolah. Akan tetapi gadis itu tidak sudi berbicara dengan Niko sehingga terjadilah pertengkaran antara keduanya. Rian bermaksud melerai pertengkaran mereka namun upaya Rian malah dianggap sebagai sebuah tantangan oleh Niko. Dan sebuah kecelakaan terjadi ketika Lintang yang bermaksud melerai mereka berdua malah didorong oleh Niko ke tengah jalan!
CHAPTER 19
Tubuh Rian tertelungkup di tengah jalan, Lintang menangis histeris di sampingnya, sementara Niko berdiri mematung, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Masih segar di ingatannya ketika dirinya yang dikuasai emosi mendorong Lintang ke tengah jalan, pada saat bersamaan ada motor yang melaju. Namun hanya sesaat sebelum motor itu menabrak Lintang, Niko melihat pemuda yang bersama Lintang itu berlari dan mendorong gadis tersebut supaya tidak tertabrak motor.
Lintang selamat, tapi dia yang kena…
“Lintang…Aku…” ucap Niko terbata.
Dalam kesedihan dan kemarahannya, Lintang berteriak pada Niko,
“Kalau sampai terjadi apa-apa sama Rian, sampai mati sekalipun AKU NGGAK AKAN PERNAH MAAFIN KAMU!!!”
Orang-orang bersafari hitam itu tiba.Yang satu orang menghampiri Niko dan Lintang, seorang lagi menghampiri si pengendara motor yang nampaknya baik-baik saja, sementara yang satunya menghampiri Rian yang masih tertelungkup di jalan.
“Dia pingsan, Ndan!” serunya, “Kita bawa ke rumah sakit!”
Orang yang dipanggil “Ndan” itu rupanya komandan mereka, dia menghampiri Niko,
“Mas Niko nggak apa-apa?Kalau mau pulang biar saya suruh orang untuk jemput ke sini.”
Niko hanya diam.
Dengan gontai pemuda itu duduk dan menstarter motornya.
“Lintang, maafkan aku…”
Niko kemudian memacu motornya meninggalkan tempat itu.Sang komandan sudah mafhum akan kelakuan Niko, dia kemudian tampak menghubungi seseorang.
“Minta tim B untuk melanjutkan pengawalan.Ada insiden di sini.”
Rian sudah berada di dalam Pajero, masih pingsan.Komandan tersebut kemudian menghampiri Lintang yang masih menangis,
“Mbak Lintang ya?Saya mau bawa temannya ke rumah sakit.Mbak Lintang mau ikut atau mau saya antar pulang saja?”
“Saya ikut, pak,” isak Lintang.
* * *
Aksa yang pertama kali tiba di rumah sakit.
“Rian!Lintang!” teriaknya.
Saat itu Rian sudah siuman.Kepalanya diperban, sementara luka-luka di tubuhnya sudah ditangani tim medis.
“Ca…” sapanya lemah.
“Gimana kondisimu?” tanya Aksa.
Rian meringis sambil memegang kepalanya.