Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kejarlah Cinta & Kisah Dua Hati : Di Balik Cerita

13 Juli 2014   21:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:27 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_315274" align="aligncenter" width="576" caption="Tokoh-tokoh dalam cerbung Kejarlah Cinta & Kisah Dua Hati (kolase dari berbagai sumber)"][/caption]

Sebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih atas kesetiaan Kompasianer menjadi pembaca cerbung saya “Kejarlah Cinta” dan “Kisah Dua Hati” yang sudah di-publish di Kompasiana sejak 2 Maret 2014 dan akan berakhir 16 Juli 2014 dengan total jumlah episode sebanyak 47 chapter.  Salut saya pada Kompasianer yang baru mengikuti kedua cerbung saya ini dan bersedia repot  mengubek-ubek arsip lama tulisan saya di Kompasiana.

Lewat tulisan ini saya akan menjawab beberapa pertanyaan Kompasianer seputar kedua cerbung yang merupakan satu kesatuan cerita cinta antara tiga tokoh utamanya : Rin, Rian, dan Lintang.

Apa Cerita Ini Merupakan Kisah Nyata Penulisnya?

Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang paling banyak diajukan.  Dan jawabannya adalah “tidak”, namun saya tidak tahu apakah di luar sana ada orang-orang yang mengalami kisah seperti ini.  Saya sendiri bilang bahwa saya mungkin tidak akan kuat menjalani cinta yang seperti ini.

Secara garis besar kisah ini ditulis berdasar inspirasi, imajinasi, dan referensi saya.

"Inspirasi"  bisa datang dari pengalaman sendiri maupun orang lain - baik yang kita kenal maupun tidak.

Kemudian "imajinasi" membuat kita akhirnya menentukan apakah jalan cerita yang akan ditulis bakal sama seperti peristiwa yang menjadi inspirasi atau tidak.

Sementara "referensi" berguna untuk melengkapi unsur-unsur dalam cerita.  Dengan referensi, jalan cerita diharapkan bisa terasa lebih nyata.  Bersyukurlah kita hidup di jaman Google dimana referensi banyak bertebaran di internet.

Dan berikut adalah referensi yang saya gunakan selama menulis cerbung “Kejarlah Cinta” dan “Kisah Dua Hati” :


  1. Denah Sekolah
    Denah SMA Dian Pelita di mana ketiga tokoh utama cerbung saya bersekolah diambil dari sini yang merupakan denah SMA Negeri 1 Blitar.  Dengan bantuan denah tersebut, saya bisa melihat lokasi lapangan bulutangkis tempat Rin berlatih dan lokasi perpustakaan di mana Rian bisa melihat gadis yang disukainya berlatih (“Kejarlah Cinta” chapter 1).Dengan denah tersebut, saya bisa melihat bahwa kelas Rin (III.IA6) dan Rian (II.IA6) hanya dipisahkan oleh dua ruang kelas (“Kejarlah Cinta” chapter 5).

    [caption id="attachment_315276" align="aligncenter" width="467" caption="Denah SMA Negeri 1 Blitar yang menjadi referensi untuk denah SMA Dian Pelita. Terimakasih untuk komunitas SMA Negeri 1 Blitar"]

    1405236802220474006
    1405236802220474006
    [/caption]


    Dan itulah denah SMA Negeri 1 Blitar yang saya gunakan sebagai bahan referensi untuk denah SMA Dian Pelita.  Terimakasih saya pada seluruh guru dan siswa SMA Negeri 1 Blitar.

  2. Kalender Pendidikan
    Supaya tidak salah dalam menentukan waktu terjadinya sebuah peristiwa (karena cerbung ini mengambil setting masa SMA), sengaja saya mengunduh Kalender Pendidikan di sini.

    [caption id="attachment_315277" align="aligncenter" width="480" caption="Kalender Pendidikan ini berupa berkas Excel yang saya crop sebagiannya untuk ditampilkan di sini"]

    1405236884412289991
    1405236884412289991
    [/caption]

  3. Kostum
    Deskripsi busana yang dikenakan tokoh-tokoh dalam cerbung ini buat saya bisa membantu pembaca membayangkan seperti apa busana yang saat itu dikenakan tokoh-tokohnya.  Sekadar menyegarkan ingatan, di “Kejarlah Cinta” chapter 3 dan 7 serta “Kisah Dua Hati” chapter 15 ada deskripsi busana yang dikenakan Lintang dan Rin.  Adapun referensinya saya ambil dari laman Berrybenka, thx for them!


  4. Cast
    Cast?  Ya, bisa dibilang saya melakukan casting untuk membantu saya membayangkan ekspresi tokoh-tokoh "Kejarlah Cinta" dan "Kisah Dua Hati" ketika dihadapkan pada sebuah kondisi.  Dengan mendapatkan gambaran wajah mereka, sedikit banyak bisa memunculkan ide kondisi apa yang akan dihadapi si tokoh dan bagaimana mereka menghadapinya.

    Setelah melalui proses penelusuran dan seleksi, saya mendapatkan wajah-wajah yang saya nilai pas untuk memerankan tokoh-tokoh utama dan pendamping di cerbung saya, Kompasianer bisa melihatnya di bagian paling atas artikel ini.  Mohon maklum apabila saya mengambil referensi dari anime dan manga.

    Dan inilah mereka dengan urutan dari kiri ke kanan :

1. Cahaya Rinjani (Rin) : Iketani Shou – Good Ending,
2. Rian Angkasa (Rian) : Jun Sang – Winter Sonata,
3. Lintang Paramitha Hadikusumo (Lintang) : Misaki Yamamoto - Hatsukoi,
4. Rangga Utama (Tama) : Kazuyoshi Usui – Sket Dan,
5. Teguh Wicaksana (Aksa) : Tetsuya Niwa – Gakuen Heaven,
6. Niko Putra Sanjaya (Niko) : Kazuyoshi Usui – Sket Dan.

Perubahan Jalan Cerita

Setidaknya saya dua kali melakukan perubahan dari draft cerbung ini.

Yang pertama adalah kasus tersebarnya video yang menimpa Lintang.  Karena saya tidak mendapatkan referensi hukum untuk kasus seperti ini, saya harus mengubah jalan cerita dan mengatakan bahwa kasus penyebaran video itu lenyap begitu saja karena tak ada bukti.  Saya juga memutuskan bahwa teman-teman Niko berada dalam kondisi terpaksa saat membantu rencana Keling untuk memeras Niko dan Lintang (“Kisah Dua Hati” chapter 22-24).

Yang kedua adalah adegan dimana Rian tertabrak motor ketika hendak menyelamatkan Lintang yang didorong oleh Niko (“Kisah Dua Hati” chapter 18 & 19).  Di draft awalnya, Niko bertengkar dengan Rian dan bersiap untuk berkelahi namun keburu dipisahkan teman-teman sekolah mereka dan masyarakat sekitar.  Niko yang marah kemudian menghidupkan motornya dan dengan sengaja menabrak/menyerempet Rian!  Tapi dengan pertimbangan bahwa Lintang bakal makin membenci Niko yang ujung-ujungnya membuat saya kesulitan mencari penyelesaiannya, akhirnya jadilah insiden seperti yang Kompasianer baca.

Yang ketiga, sebenarnya ada satu chapter “Kisah Dua Hati” yang tidak di-publish.  Chapter itu menceritakan ulang tahun Rian dimana Lintang memberikan kado di sekolah dan Rin yang janjian makan siang dengan Rian bertanya apa ada yang memberikan kado.  Karena tidak ingin Rin cemburu, Rian berbohong dengan mengatakan bahwa tidak ada yang memberikan kado.  Sialnya, Rin yang ingin memberikan kejutan pada Rian dengan secara diam-diam meletakkan kado di tas pemuda itu akhirnya tahu kebohongan Rian!  Chapter itu ada di antara chapter 17 & 18 yang masih berkutat seputar saling cemburu antara Rian, Rin, dan Lintang.

Kenapa Cerita Ini Tidak Dijadikan Buku?

Saya cukup sering mendapat pertanyaan di atas.  Sejujurnya, saya pernah diminta oleh satu penerbit untuk mengirimkan cerbung “Kejarlah Cinta” ini pada mereka.  Setelah melalui dua bulan penantian, mereka memutuskan untuk belum bisa menerbitkan cerbung saya.

Tapi sisi positifnya, mereka juga memberikan masukan apa saja yang sebaiknya diperbaiki.  Sebuah masukan yang tentu saja sangat berharga bagi saya.

Dan mungkin suatu saat nanti “Kejarlah Cinta” dan “Kisah Dua Hati” bisa hadir dalam bentuk fisik – tentunya dengan ‘sedikit’ perubahan dan perbaikan.

Akhirnya, jangan lewatkan 2 chapter terakhir cerbung “Kisah Dua Hati”, di-publish hari Senin dan Rabu yang sekaligus merupakan penutup dari kisah cinta Rin, Rian, dan Lintang.  Secara pribadi, saya agak sedih saat harus menutup kisah mereka, mungkin karena saya sudah mencurahkan perasaan saya pada tokoh-tokoh dalam cerbung ini sejak bulan Maret...

Selamat membaca!

Tulisan ini masuk kategori “Serba-Serbi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun