Ryan M, No. 5
Cuaca yang semula panas menyengat mendadak berubah. Langit menjadi gelap, angin bertiup kencang, dan satu demi satu titik hujan turun dari langit - menusuk wajahku yang tak tertutup kaca helm. Semula aku bertahan dan meneruskan laju motor, namun siraman air yang makin banyak membuatku menyerah.
Aku menepikan motor dan berteduh di sebuah halte.
Alam memang nggak bisa ditebak...
Hujan turun makin deras, akupun menghubungi klienku, memberitahunya bahwa aku akan terlambat mengikuti meeting.
"Ok's," balasnya, "gw jg kejebak hujan."
Saat terjebak hujan seperti ini hanya ada sedikit kegiatan yang bisa dilakukan; merokok, ngobrol di grup, facebook-an, atau sekadar melamun.
Aku bukan perokok, bukan juga tipe manusia penggemar chatting. Dari tiga grup alumni yang kuikuti, aku selalu menjadi silent reader dan hanya hadir jika di-mention.
Facebook-an?
Jujur saja, saat ini dunia maya bukanlah tempat yang enak untuk dikunjungi. Terlalu banyak perang opini di dalamnya, dan aku sedang tak ingin memasukkan opini-opini penuh puji dan caci-maki ke dalam kepalaku.
Jadi aku memilih menghabiskan waktu dengan melamun sembari menikmati konfigurasi yang dihasilkan guyuran air di atas aspal dipadu embusan angin.