Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hati-hati, Penipu Online Sekarang Makin Canggih

20 Oktober 2014   17:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:23 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_330054" align="aligncenter" width="400" caption="Hati-hati Penipu Online! (sumber gambar : republika.co.id)"][/caption] Jual-beli online saat ini sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia, khususnya di kota besar seperti Jakarta.  "Kepraktisan" biasanya yang jadi alasan utama para pembeli online ini, tinggal pesan, transfer sejumlah uang, dan pesanan pun sampai.  Buat saya pribadi alasannya adalah karena barang-barang yang ditawarkan via online umumnya sudah atau masih sulit dicari di toko-toko konvensional - misalnya DVD game untuk konsol Wii, kumpulan web template, After Effects project, dll termasuk top-up saldo Paypal. Sayangnya jual-beli via dunia maya tidak sepenuhnya aman, dari dulu sampai sekarang penipu-penipu online masih berkeliaran mencari mangsa.  Modus operandi para penipu adalah mereka membuat sebuah situs toko online (biasanya toko elektronik & gadget) yang menawarkan barang dengan harga jauh di bawah harga pasaran.  Embel-embel "Black Market", "Diskon Spesial", dsb kerap digembor-gemborkan.  Seakan masih kurang meyakinkan, toko online fiktif ini biasanya memasang alamat di Batam karena mayoritas kita masih berasumsi bahwa harga elektronik di Batam lebih murah dengan alasan tidak kena pajak.  Bila ada pengunjung situs yang tertarik dan kemudian mentransfer sejumlah uang untuk membeli barang yang ada di toko online tersebut, mereka pada akhirnya cuma bisa gigit jari.  Barang tidak dapat, uangpun raib.

Makin Profesional

Dulu toko online fiktif ini menggunakan domain gratisan seperti .co.cc, .co.nr, atau menggunakan domain seperti .blogspot.com dengan tampilan ala kadarnya sehingga dengan sekali lihat pun saya sudah bisa mengatakan, "Toko online ini kemungkinan besar penipu!". Toko online juga kerap sok-sokan menampilkan logo JNE diikuti deretan nomor resi yang ketika dilacak terdapat perbedaan antara lokasi pengiriman yang tertera dengan domisili toko tersebut. Tapi hati-hati, sekarang ini mereka semakin profesional - bahkan saya sempat tertegun. Coba ketikkan alamat ini http://www.mutiaraelectro.com/, akan tampil sebuah web dengan tampilan sbb : [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Tampilan situs Mutiara Elektro"]

Tampilan situs Mutiara Elektro
Tampilan situs Mutiara Elektro
[/caption] Tidak ada yang aneh dengan tampilan web tersebut bukan?  Tampak profesional dan meyakinkan.  Tapi coba Kompasianer kemudian ketikkan alamat ini http://www.grahaelectronik.com/ dan lihat tampilannya di bawah ini : [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Tampilan situs Graha Electronik"]
Tampilan Web Graha Elektro
Tampilan Web Graha Elektro
[/caption] Sama persis!  Perbedaannya cuma ada di alamat dan nomor kontak yang dipajang di kedua situs tersebut.  Jelas buat saya bahwa satu dari kedua situs ini adalah toko online fiktif alias penipu, yang mana yang fiktif, saya tidak mau mencoba-coba.  Hanya saja menurut dugaan saya, kedua situs ini jelas toko online fiktif. Dari mana saya bisa mengatakan keduanya fiktif?  Maaf, kalau saya tuliskan nanti malah jadi masukan buat si penipu untuk semakin menyamarkan aksinya.

Melacak Menggunakan HLR Lookup

Di situs-situs tersebut terdapat nomor kontak berupa nomor ponsel yang dijadikan hotline 24 jam.  Di sini saya tergelitik untuk mencoba mencari kesesuaian antara alamat yang dipajang di situsnya dengan lokasi di mana sebenarnya nomor itu didaftarkan dengan menggunakan HLR Lookup yang ada di sini. Buka alamat di atas, kemudian masukkan nomor kontak yang tertera di salah satu situs tersebut (tanpa tanda baca apapun), dan kemudian inilah hasilnya : [caption id="" align="aligncenter" width="370" caption="Hasil penelusuran HLRLookup"]

Hasil penelusuran HLRLookup
Hasil penelusuran HLRLookup
[/caption] Nomor ponsel tersebut ternyata diregistrasi di Makassar, padahal di situsnya sendiri menyatakan bahwa alamat toko berada di Cikarang!  Semakin kuat keraguan saya akan kredibilitas toko online tersebut. Sebagai catatan :
HLR Lookup bukan menyebutkan bahwa posisi nomor tersebut saat ini berada di kota A, melainkan menyebutkan bahwa nomor tersebut diaktifkan atau terdaftar di kota A.

Semoga posting saya kali ini bisa membuat kita lebih berhati-hati dan selalu melakukan cek & ricek sebelum melakukan pembelian secara online.  Oya sekadar informasi tambahan, dulu saya mempercayai toko online yang memajang PIN BlackBerry, tapi sekarang tidak lagi. Referensi :

  1. http://www.ceebydith.com/pulsa/hlr.html
  2. http://www.penipuan.info

Tulisan ini masuk kategori “Internet & Komputer” dan dipublish pertamakali di ryanmintaraga.net, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun